Pertama di Jateng, Boiler Biomassa Berbahan Sekam Dibangun
KORANBERNAS.ID, KLATEN--Danone bekerjasama dengan Berkeley Energy Commercial Industrial Solution (BECIS) membangun dan mengoperasionalkan Boiler Biomassa berbahan baku sekam padi, untuk mengurangi jejak karbon dari kegiatan produksi di Pabrik Prambanan hingga 32%.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen untuk turut memitigasi perubahan iklim dengan ambisi penggunaan energi listrik terbarukan 100% pada tahun 2030, dan mencapai karbon netral pada tahun 2050. Upaya Danone ini juga bagian dari dukungan terhadap target pemerintah meningkatkan bauran energi baru terbarukan hingga 23% pada tahun 2025 dan mencapai karbon netral pada tahun 2060.
“Selain dampak ke lingkungan, Boiler Biomassa ini juga menciptakan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Kami mengambil bahan baku sekam padi dari penggilingan beras, dan memberikan abu sekam yang dihasilkan, kembali kepada petani yang berguna sebagai pupuk,” kata Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, saat peresmian fasilitas baru ini, Rabu (15/6/2022) di Klaten. Peresmian dilakukan secara luring dan daring.
Pembangunan Boiler Biomassa berbahan bakar sekam padi dilakukan di kawasan pabrik PT Sarihusada Generasi Mahardhika Klaten. Ini merupakan komitmen perusahaan memitigasi perubahan iklim dengan mengurangi jejak karbonnya melalui penyediaan produk bernutrisi untuk ibu, anak dan keluarga yang diproduksi secara ramah lingkungan.
Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sumarno, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah mengapresiasi terobosan yang diambil oleh Danone SN Indonesia. Pemerintah mengapresiasi insiatif dari perusahaan dimana saat ini energi baru terbarukan menjadi isu yang cukup krusial di Indonesia.
“Saat ini sekam padi kurang dimaksimalkan penggunaannya. Padahal sekam memiliki banyak potensi untuk lingkungan, salah satunya dapat bermanfaat sebagai bahan bakar Boiler Biomassa. Abu sekam yang dihasilkan dari produksi Boiler Biomassa ini juga bisa dimanfaatkan lebih jauh lagi oleh petani sebagai pupuk pertanian organik. Ini merupakan salah satu upaya yang baik untuk praktek yang berkelanjutan dan juga menimplementasikan konsep Circular Economy. Kami berharap inisiatif ini turut mengembangkan produk pertanian serta menginspirasi badan usaha lainnya di Indonesia,” kata Ganjar.
Vera Galuh menambahkan, perubahan iklim merupakan tantangan yang kian mengemuka dan efeknya sangat dirasakan saat ini. Ia menjelaskan, fasilitas Boiler Biomassa ini akan menggunakan sekam padi sebanyak 10.500 ton/tahun dan mampu menghasilkan energi hingga 6 ton steam per jam.
Boiler Biomassa ini dapat menurunkan emisi karbon sebesar 8.300 ton CO2 atau setara dengan emisi karbon yang diserap melalui penanaman 120.000 pohon. Sehingga dapat mengurangi jejak karbon yang dihasilkan dari proses produksi di Pabrik Prambanan hingga 32%.
Edi Wibowo, Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal EBTKE, Kementerian ESDM mengungkapkan, pemanfaatan terbesar bioenergi khususnya biomassa saat ini adalah sebagai pembangkit listrik biomassa yang mencapai 2.116 MW, sehingga peluang pengembangan bioenergi masih sangat terbuka. Terlebih didukung isu lingkungan, perubahan Iklim, kesadaran masyarakat untuk mewujudkan transisi energi menuju energi bersih dan peningkatan konsumsi listrik per kapita.
“Kami mendukung upaya transisi energi melalui penyediaan energi yang berbasis energi terbarukan dengan menggunakan biomassa sekam padi. Ini merupakan langkah nyata dalam mewujudkan net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat serta mendukung upaya pemerintah dalam pencapaian target bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025,” kata Edi. (*)