Peroleh Apresiasi dari Pusat, Penyerapan Dana Bagi Hasil Cukai di DIY Paling Maksimal
Ini wujud nyata upaya kesejahteraan yang didanai dari DBHCHT.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau Makanan, Minuman, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP RTMM SPSI), Sudarto AS, memberikan apresiasi kepada Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ini karena penyerapan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) yang dialokasikan dari pemerintah pusat ke provinsi ini penyerapannya sangat tinggi atau paling maksimal dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia.
“Di Yogyakarta ini penyerapan Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau menurut saya paling maksimal dibandingkan penyerapan di beberapa tempat lainnya,” kata Sudarto, Sabtu (24/8/2024), saat menghadiri Gebyar UMKM Pekerja Pabrik Rokok Sleman dan Penyerahan Simbolis DBHCHT Tahun 2024.
Pada kegiatan yang berlangsung di Pabrik Rokok PT Mitra Adi Jaya, Berbah Sleman itu, Sudarto menyampaikan tingginya penyerapan dana tersebut terutama dimanfaatkan untuk BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang diterima oleh para pekerja pabrik rokok.
Pelatihan
Menariknya lagi, dana hasil cukai terutama di Kabupaten Sleman dimanfaatkan untuk pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi sekitar 1.200 pekerja pabrik rokok sehingga mereka mampu menumbuhkan UMKM baru serta mereka memiliki penghasilan tambahan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.
“Gebyar UMKM ini merupakan manifestasi DBHCHT untuk program pemberdayaan pekerja khususnya pekerja rokok oleh pekerja PT Mitra Adi Jaya bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat dengan perusahaan sekaligus dengan FSP RTMM di Yogyakarta,” jelasnya.
Sudarto bersyukur hasil pemberdayaan itu sangat bermanfaat. “Alhamdulillah UMKM ini menurut saya suatu kegiatan yang benar-benar memberi pemberdayaan bagi para pekerja untuk mendapatkan penghasilan tambahan, bahkan mengembangkan usaha lebih besar lagi. Nah, ini wujud nyata upaya kesejahteraan yang didanai dari DBHCHT dan merupakan peluang pengembangan kesejahteraan pekerja rokok,” tandasnya.
Gebyar UMKM selain dimeriahkan pameran produk dan pembagian doorprize, juga dihadiri Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa. Tak hanya memberi apresiasi atas gelaran acara yang dikemas istimewa dan menghibur itu, sambil bercanda dia menyapa para pekerja pabrik rokok.
Rp 2,7 miliar
“Kira-kira sesasi pisan dianakke acara kaya ngene iki gelem ora,” kata Danang.
Pertanyaan itu langsung memperoleh jawaban spontan.
“Gelem….” Teriak para pekerja.
“Tombok mengko,” sahut Danang.
Prinsip, kata dia, DBHCHT dari negara yang diterima Kabupaten Sleman tahun ini kurang lebih sebesar Rp 2,7 miliar dimanfaatkan untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan. “Ïtu yang paling penting,” kata Danang.
Dia bersyukur, program pendidikan dan pelatihan pekerja pabrik rokok sebagai salah satu program leading sektor menjadi percontohan di wilayah lain. “Pendampingan pelatihan bagi pekerja pabrik rokok ini oleh Balai Latihan Teknis agar bisa berkreasi dan mempunyai keterampilan untuk menambah income,” ungkapnya.
Banyak peminat
Selain itu, pemasarannya juga sangat efektif karena yang membeli kebanyakan karyawan pabrik tersebut sehingga memudahkan dan mempercepat penjualan.
“Ini yang patut kita syukuri. Artinya DBHCHT yang disalurkan lewat pelatihan ini sangat bermanfaat dan peminatnya sangat banyak. Itu yang kita apresiasi,” kata Danang. (*)