Produk Mengandung Kelapa Sawit Sulit Dihindari, Pilih yang Ramah Lingkungan
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Kelapa sawit bagaikan tamu tak diundang dalam kehidupan sehari-hari. Dari sabun, shampo, kosmetik, hingga makanan, jejaknya mudah ditemukan.
“Dari bangun tidur sampai tidur lagi, pasti ada produk yang mengandung kelapa sawit. Hampir mustahil untuk menghindarinya,” ujar Angga Pratama Putra, Pimpinan Komoditas di Direktorat Transformasi WWF Indonesia saat Public Campaign dan Mini Talkshow, Sabtu (18/5/2024).
Namun, Angga membawa kabar baik. Memilih produk ramah lingkungan, meski mengandung kelapa sawit, dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian hutan di Kalimantan dan Sumatera, serta mengurangi risiko kebakaran hutan.
“Secara tidak langsung, jika kita berkontribusi atau membeli produk yang ramah lingkungan, kita akan menjaga keseimbangan alam yang ada di Sumatera dan Kalimantan,” katanya.
WWF gencar mendorong budidaya kelapa sawit berkelanjutan karena dua alasan utama. Pertama, kelapa sawit merupakan penyumbang devisa negara yang signifikan, dengan produksi mencapai 50 juta ton pada tahun lalu. Kedua, mayoritas rantai pasok kelapa sawit, hampir 30-40 persen, berasal dari petani kecil.
“Memilih produk berkelanjutan berarti membantu kesejahteraan mereka,” ujarnya.
Mahatma Windrawan Inantha, Wakil Direktur Transformasi Pasar Indonesia di Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) menambahkan, bahwa baru satu perusahaan di Indonesia yang meraih sertifikasi global RSPO.
“Sertifikasi ini memastikan produk mengandung minyak sawit berkelanjutan, berbanding terbalik dengan produk tanpa sertifikasi,” kata dia.
Mahatma menekankan pentingnya membaca daftar bahan produk untuk mengetahui keberadaan minyak sawit atau turunannya, yang memiliki lebih dari 160 nama.
“Shampo itu 100 persen saya jamin dia pakai minyak sawit,” katanya.
Oleh karena itu, RSPO mempromosikan produk yang sesuai dengan kriteria keberlanjutan mereka.
Memilih produk ramah lingkungan bukan berarti harus meninggalkan kelapa sawit. Dengan pengetahuan dan kesadaran, kita dapat menjadi konsumen cerdas yang berkontribusi pada kelestarian alam dan kesejahteraan petani. (*)