Permintaan Pasokan Tidak Direspon, Vendor Justru Menarik 250 Tabung Oksigen dari PKU Muhammadiyah

Permintaan Pasokan Tidak Direspon, Vendor Justru Menarik 250 Tabung Oksigen dari PKU Muhammadiyah

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Insiden kurang mengenakkan menimpa RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Peristiwa itu hampir serupa dengan insiden yang terjadi di RSUP Prof Dr Sardjito Yogyakarta.

Pada Minggu (4/7/2021), RS PKU Muhammadiyah mengalami kondisi yang sama dengan Sardjito yaitu kehabisan oksigen cair (liquid oxygen) yang menjadi bahan baku utama bagi gas oksigen yang dihirup pasien.

Mengantisipasi hal itu, manajemen PKU Muhammadiyah meminta kepada perusahaan penyedia jasa atau vendor oksigen yang telah menjadi langganan rumah sakit tersebut, agar sesegera mungkin mengisi persediaan oksigen cair yang habis. Namun, permintaan itu tidak direspons oleh vendor.

Demi menyelamatkan nyawa pasien, manajemen rumah sakit bergegas mengambil kebijakan progresif dengan mengontak vendor penyedia gas lain. Namun langkah itu kemudian dipersoalkan. Perusahaan penyedia gas yang menjadi langganan tetap PKU Muhammadiyah mengambil langkah sepihak dengan menarik 250 tabung oksigen.

Direktur RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dr Mohammad Komarudin, mengatakan kebijakan untuk mengisi oksigen cair ke vendor lain murni diambil demi menyelamatkan nyawa pasien. Meski demikian, tindakan tersebut dipersoalkan vendor karena melanggar prosedur kerja sama yang disepakati bersama sehingga berujung penarikan 250 tabung oksigen.

“Saya sudah menyampaikan permohonan maaf, tapi keputusan manajemen tabung tetap ditarik,” kata Komarudin.

Agus Samsudin selaku Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah memberikan tanggapannya atas penarikan 250 tabung oksigen yang cenderung kontroversial itu. Kepada awak media, Rabu (14/7/2021) siang, Agus meminta agar manajemen RS PKU Muhammadiyah tidak perlu risau dan tetap tegar memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

“RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sudah minta maaf merupakan sikap yang positif dan jangan menyerah atau merasa terpojok, kita hadapi dengan tegar,” kata Agus Samsudin.

Sisi Kemanusiaan

Hal yang paling penting untuk sampaikan ke publik, menurut Agus Samsudin, bagi RS PKU dan organisasi Muhammadiyah, dalam situasi pandemi yang berat ini aspek kemanusiaan harus diutamakan lebih daripada yang lainnya.

“Semua pihak agar mau bekerjasama yang positif demi penyelamatan jiwa pasien di rumah sakit dan menghadapi pandemi yang berat ini, jangan mementingkan diri sendiri,” tegasnya.

Meski terjadi penarikan 250 tabung gas, Agus Samsudin melanjutkan, RS PKU Muhammadiyah saat ini masih memiliki persediaan tabung gas yang mencukupi, baik dimiliki sendiri maupun dari pihak lain yang mau bekerjasama untuk kepentingan kemanusiaan.

Wakil Ketua MCCC dr Aldilla Al Farah menyebutkan, persoalan yang terjadi di PKU Muhammadiyah Yogyakarta ini merupakan fenomena gunung es yang mungkin terjadi di daerah lainnya. Aldilla menyatakan, Kamis (15/7/2021) siang, agar pemerintah mengambil tindakan yang tegas untuk mengatasi persoalan kelangkaan oksigen maupun obat-obatan.

“Kami mendesak pemerintah dan semua pihak agar betul-betul harus bekerja sama mencari solusi untuk menyelesaikan masalah kekurangan oksigen dan kondisi RS yang overload dalam penanganan pasien Covid-19 secara sigap, terfokus serta mengutamakan penyelamatan kemanusiaan di atas yang lainnya. Kami mengajak pemerintah dan seluruh produsen oksigen agar berjuang demi kemanusiaan,” tandasnya. (*)