Perjalanan Spiritual Gus Salam selama 36 Tahun Dibukukan
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Salik (pencari Tuhan) dan kebajikan adalah dua hal tak terpisahkan, yang menuntun seseorang bermahabbah atau cinta Ilahi. Mahabbah (cinta Ilahi) menjadi suatu kenikmatan tersendiri bagi seorang salik. Kenikmatan itu tak mampu diuraikan dengan kata-kata, serta tak bisa dilukiskan di atas kanvas.
Begitulah sekelumit isi buku Salik & Kebajikan karya Gus Salam YS, yang diperkenalkan kepada publik bersama sejumlah tokoh, di antaranya Prof Dr Gunawan Soemodiningrat (Guru Besar Fakultas Ekonomi UGM), Achmad Charris Zubair (budayawan), dan RM Kukuh Hertriasning (pemerhati budaya Jawa) di Hotel Bifa Yogyakarta, Minggu (11/9/2022).
Soft launching yang dirangkai acara talkshow ini diikuti puluhan peserta berbagai kalangan. “Ini buku pertama yang saya buat setelah perjalanan spiritual selama 36 tahun. Awalnya, saya kurang berani untuk menulis buku ini. Tapi, setelah bertemu Prof Gun dan berdiskusi dengan beliau, saya beranikan untuk menulis perjalanan rohani saya dalam rangka keilmuan untuk umat,” ujar Gus Salam membuka pengantar acara soft launching.
Niat besar sosok yang dibesarkan di Palangkaraya Kalimantan Tengah itu, adalah rasa keprihatinannya terhadap pola kehidupan beragama di masyarakat Indonesia, saat ini. “Beberapa waktu ini, kita melihat fakta, orang beragama tapi sikap dan perilakunya saling menjelek-jelekkan, saling menyalahkan satu sama lain, terlebih antaragama. Padahal, sesungguhnya orang beragama itu ending-nya adalah kedamaian dan ketenangan diri, yakni akhlakul karimah. Karena itu, buku ini saya berharap, bisa menjadi penuntun para Salik atau orang-orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan secara lahir dan batin,” lanjut Pengasuh Majelis Dzikir, Doa, dan Sholawat “Salam Warahmah”.
Gus Salam juga berharap, buku ini menjadi mapping hidup yang akan mengantarkan hamba Allah sebagai salik, agar tak tersesat dalam perjalanan spiritual secara lahir dan batinnya. “Fenomena kehidupan para hamba Allah, saat ini, banyak yang belum memiliki target output yang jelas dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Agama diturunkan di muka bumi untuk memperbaiki akhlak,” kata Gus Salam.
Prof Dr Gunawan Soemodiningrat mengaku, menemukan hakikat dari apa yang diajarkan orang tuanya. Yakni, tiga hal ajaran hidup, pertama tentang sangkan paraning dumadi. Lalu, manunggaling kawula lan gusti, dan memayu hayuning bawana.
“Setelah saya baca buku Gus Salam ini, ternyata ketiganya ada di buku ini. Buku ini isinya dalam, tapi begitu mudah dipahami. Dengan buku ini pun, saya menemukan ternyata mudah untuk jadi salik. Dan, ternyata manusia itu tidak cukup hanya sempurna, tapi juga harus paripurna,” ujar Prof Gun, sapaan Gunawan Soemodiningrat.
Tak jauh berbeda diungkapkan Achmad Charris Zubair. Cendekiawan dan budayawan asal Kotagede ini menyebutkan, buku Salik & Kebajikan sebuah kajian besar untuk peradaban baru dunia keilmuan spiritual. “Dalam dunia science manusia itu ada dimensi fisik atau materialistik dan dimensi spiritual. Buku ini menjawab semuanya tentang dimensi spiritual yang seharusnya ada dalam seseorang. Bagi saya, buku Salik & Kebajikan ini akan menjadi kajian bagi peradaban baru,” kata salah satu Pengurus ICMI Korwil DIY itu.
Sementara RM Kukuh Hertriasning mengaku, buku setebal 430 halaman ini sebagai wujud nyata keilmuan Gus Salam tentang agama yang penuh kasih sayang. “Sejak saya mengenal beliau Gus Salam, saya percaya penuh keilmuan yang diajarkan beliau tentang agama yang semestinya penuh kedamaian, kasih sayang, harus wujud di setiap orang,” tambah Aning (sapaan akrabnya)
Selain tentang tuntunan sebagai Salik, buku ini menyajikan cerita-cerita pengalaman Gus Salam dan para salik lainnya. Bagaimana manis getirnya perjalanan rohani hingga menemukan cinta bersama Ilahi. Yakni, dalam perilaku kebajikan dan kasih sayang yang selalu diaplikasikan dalam kehidupannya sebagai wujud “sebaik-baiknya makhluk Allah”. (*)