Peringatan REI dan BTN, Menunda Pembelian Rumah Justru Merugikan

Peringatan REI dan BTN, Menunda Pembelian Rumah Justru Merugikan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY, Ilham Muhammad Nur, mengingatkan keputusan membatalkan atau menunda pembelian rumah di tengah situasi sekarang justru akan merugikan ekosistem properti secara keseluruhan, tidak terkecuali konsumen.

Untuk masyarakat yang memang membutuhan rumah hunian, Ilham mendorong terus melanjutkan rencananya dengan mencari alternaif terbaik pembiayaannya.

Kepada sejumlah awak media Ilham mengakui belakangan konsumen yang menunda pembelian rumah memang mengalami peningkatan. Secara angka, REI masih terus melakukan pendataan. Sampai saat ini persentasenya sudah lebih dari 20 persen.

“Bahkan, konsumen yang sudah mendapatkan Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SPPPK) ada juga yang menunda. Ini sayang sekali. Sebab resesi belum tentu terjadi. Kalaupun terjadi, ada resesi ataupun tidak, yang namanya rumah hunian akan terus mengalami kenaikan harga. Pasokan rumah terbatas karena lahan yang semakin menyempit, sedangkan permintaan terus mengalami kenaikan,” kata Ilham, Minggu (6/11/2022) malam.

Dia mengatakan, keteter-nya pasokan rumah di DIY khususnya terlihat dari besarnya angka backlog atau jumlah kekurangan rumah yang didapat dari selisih antara jumlah kebutuhan akan rumah dengan jumlah rumah yang ada.

“Rumah itu, jumlahnya terbatas. Tapi peminat atau permintaan terus bertambah karena pertumbuhan jumlah penduduk. Sehingga menjadi keniscayaan apabila harga rumah hunian terus meningkat. Jadi kalau tidak membeli sekarang, risiko untuk tidak akan pernah bisa membeli rumah tapak (landed house), yakni rumah hunian yang langsung dibangun di atas tanah, akan semakin meningkat. Bahkan mungkin tidak akan pernah bisa membelinya lagi,” kata Ilham.

Menurut dia, situasi backlog sekarang ini membutuhkan perhatian dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan. Ia berharap ada upaya yang kongkret dari pemerintah untuk pengkondisian harga tanah di DIY. Upaya ini juga harus diimbangi keberpihakan perbankan untuk pembiayaan perumahan.

Senior Vice President Non Subsidized Mortgage & Personal Lending Division (NSLD) PT Bank Tabungan Negara (BTN), Iriska Dewayani, mengatakan sebagai bank milik pemerintah yang fokus pada pembiayaan perumahan, BTN saat ini mengeluarkan sejumlah program untuk mendorong dan menumbuhkan sektor properti melalui pembiayaan atau kredit.

Secara nasional, BTN meluncurkan suku bunga 2,47 persen untuk membantu developer dan masyarakat selaku konsumen agar tetap bergairah. Kebijakan suku bunga ini, masih diikuti dengan sejumlah fasilitas lain seperti free provisi, free biaya administrasi dan appraisal serta keringanan biaya asuransi.

“Ini memberikan hak istimewa kepada customer yakni pengembang dan konsumen. Kebijakan ini juga berlaku di DIY. Tapi memang tidak semua developer mendapatkan privilege atau hak istimewa ini,” kata Iriska.

Dengan suku bunga 2,47 persen BTN berharap bisa ikut berkonstribusi mendorong dan menggairahkan bisnis properti di Indonesia, terutama memasuki akhir tahun 2022. Iriska menjelaskan, kebijakan ini berlaku hingga Desember 2022.

“Tentu harapan kami, langkah kami bertahap dengan bunga yang rendah di tengah kenaikan suku bunga yang terus menanjak ini, bisa dimanfaatkan dengan baik oleh kawan-kawan industri maupun masyarakat,” ucap Iriska.

Ketua DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) DIY dan Jawa Tengah, Slamet Sentosa, menyambut baik kebijakan BTN terkait sejumlah kemudahan dan keringanan suku bunga ini.

Diakui, suku bunga 2.47 persen akan menjadi amunisi baru untuk mendorong penjualan properti di DIY maupun Jawa Tengah yang sempat kontraksi lantaran pandemi, kenaikan harga BBM dan terpaan isu resesi global.

Slamet mengungkapkan optimismenya, pasar properti khususnya untuk kalangan menengah bawah akan tetap tumbuh. Sejauh ini penjualan landed house dengan harga di bawah Rp 1 miliar masih berkembang baik.

“Segmen pasar ini adalah mereka yang memang benar-benar ingin memenuhi kebutuhan dasar rumah tinggal. Tentu dengan program ini, saya berharap akan mendorong serapan masyarakat dan berikutnya akan berdampak pada cash flow perusahaan,” sambutnya.

Deputy Business Manager BTN Yogyakarta, Katarine,  menambahkan untuk DIY ada sembilan developer yang terpilih mendapatkan privilege bunga murah 2.47 persen ini.

Yaitu, PT Sumber Baru Land, PT Karya Sehati Utama, PT Merapi Arsita Graha, PT Graha Wijaya Land, PT Hoki Sejahtera Abadi, PT Dwi Mitra Intitama, PT Santosa Cipta Sejahtera, PT Cakrawala Metrik serta PT Greewood Sejahtera. (*)