Penjual Mangut Lele Mbah Janthuk Gemetaran Saat Didatangi Ratu Hemas

Penjual Mangut Lele Mbah Janthuk Gemetaran Saat Didatangi Ratu Hemas
GKR Hemas mendatangi Mbah Janthuk yang membuka warung mangut lele di Ngireng-Ireng Sidomulyo Bambanglipuro Bantul, Jumat (5/5/2023). (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Wajah pasangan suami-istri Mbah Janthuk (72) dan istrinya Mbah Sariyem (67) warga Ngireng-ireng Sidomulyo Bambanglipuro Bantul  tampak sedikit tegang bercampur gembira saat permaisuri Raja Keraton Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas mampir ke warung miliknya untuk dhahar siang, Jumat (5/5/2023).

Mereka terlihat sedikit gemetaran. “Niki pertama kalinya Gusti Ratu rawuh ke sini. Kula kados ngimpi,” kata Mbah Janthuk kepada koranbernas.id di lokasi.

Ratu Hemas mampir ke warung sederhana namun terkenal cita rasanya ini usai menggelar acara Sapa Aruh di Kalurahan Sidomulyo.

Bersama sopir, sekretaris pribadi (sespri) dan timnya, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI ini datang sekitar pukul 12:30.

Selama satu jam, Ratu Hemas tampak menikmati mangut lele Mbah Janthuk yang gurih dan lezat serta  aroma khas lele bakarnya. Ditambah, satu porsi lodeh daun singkong dan es teh tawar.

Duduk di kursi bambu sederhana, Ratu Hemas terlihat sangat menikmati suasana pedesaan dengan didampingi Panewu Bambanglipuro Roy Robert, Lurah Sidomulyo Susanto dan istri serta Carik Wibowo.

Menurut pria tiga anak dan dua cucu tersebut, kedatangan Ratu Hemas benar-benar membuat dirinya kaget. Karena memang tidak ada kabar sebelumnya. “Sejak saya membuka warung tahun 2000 baru pertama Gusti Ratu tindak mriki,” katanya sumringah.

Menurut dia, ide membuat warung itu pada tahun 1994 dan 1999 setelah pulang merantau dari Cilacap dengan berjualan mi ayam.

Pada awal tahun 2000 dirinya putar haluan berjualan mangut lele. Ilmunya dia peroleh dari pedagang mangut di Cilacap Jawa tengah saat dirinya jajan dan ngobrol dengan penjualnya.

Mbah Janthuk foto bersama GKR Hemas. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

“Saya waktu merantau jajan mangut lele dan tanya-tanya resepnya dikasih tahu. Itu saya praktikkan saat membuka warung ini," katanya.

Ternyata Mangut Mbah Janthuk ini menarik minat masyarakat. Setiap hari tujuh hingga sepuluh kilogram lele habis dimasak ditambah ayam kampung tujuh kilo.

Menu masih ditambah aneka sayur lodeh yang menggugah selera. Sudah banyak instansi yang menikmati hidangan Mangut Mbah Janthuk. "Minggu warung tutup," katanya.

Usai menikmati dhahar siang, Gusti Hemas berkenan menyempatkan  foto dengan keluarga Mbah Janthuk. "Maturnuwun nggih," kata Ratu Hemas sebelum berpamitan melanjutkan acara ke Patalan Jetis Bantul. (*)