Peningkatan Keaktifan Belajar Peserta Didik SD melalui Model Pembelajaran SFE

Peningkatan Keaktifan Belajar Peserta Didik SD melalui Model Pembelajaran <i>SFE</i>

KEHIDUPAN sekarang berada pada abad 21 dan memasuki era global. Bangsa Indonesia harus dapat meningkatkan semua aspek dan menunjukkan pada dunia. Dengan begitu, kita harus bisa membuat perubahan  besar di sektor pendidikan. Dampak dari perubahan pada abad ke-21 adalah terciptanya keterampilan baru, yang dapat dengan mudah mengadaptasi  talenta dan secara proaktif merespons perkembangan global dengan tepat.

Dalam kurikulum 2013, materi pembelajaran lebih relevan dengan kehidupan peserta didik melalui penggunaan salah satu karakteristiknya: tema terintegrasi. Materi yang dipelajari bersifat realistis (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran tematik memberi peserta didik pemahaman yang lebih dalam, lebih bermakna dan mudah diingat tentang mata pelajaran, menghubungkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik mempelajari proses pembelajaran (Student Center). Pembelajaran tersebut bertujuan untuk memungkinkan peserta didik menjadi lebih aktif serta peserta didik dapat membuahkan hasil belajar yang baik sesuai dengan yang diharapkan.

Keaktifan belajar peserta didik, terutama pada pembelajaran tematik, juga sangat dipengaruhi oleh peran guru dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan pendekatan dan model pembelajaran yang efektif dan inovatif. Hal ini untuk memotivasi peserta didik lebih kreatif dan termotivasi, memungkinkan mereka untuk membandingkan keaktifan peserta didik, terutama dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang memungkinkan peserta didik lebih memperhatikan setiap pelajaran yang diajarkan dan mendorong mereka untuk menjadi guru dan menjelaskan pembelajaran yang berlangsung.  Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE).

Menurut Shoimin dalam (Ana & Reinita, 2021) model pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan gaya belajar yang menekankan pada struktur tertentu, yang bertujuan untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan meningkatkan penguasaan materi. Peserta didik diharuskan berkomunikasi dan memiliki keberanian untuk berbagi materi dengan temannya. Peserta didik dapat lebih memahami ketika dijelaskan oleh temannya, melalui model pembelajaran ini. Peserta didik akan lebih bebas untuk menyanggah dan memberikan masukan kepada peserta didik yang akan menjadi fasilitator.

Dapat disimpulkan, bahwa Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining adalah model pembelajaran di mana peserta didik belajar menyampaikan pendapatnya kepada peserta didik lain. Juga, jika peserta didik mengharapkan peserta didik lainnya lebih memahami materi pembelajaran yang diberikan, jelaskan kepada mereka. Selain itu, ada kerja sama antar-peserta didik untuk membantu peserta didik yang kesulitan memahami materi yang disajikan.

Adapun sintak-sintak langkah model pembelajaran student fasilitator and explaining yakni (Amaliyyah, 2021):

  1. Dalam pembelajaran pendidik menyampaikan kompetensi yang ingin ia capai.
  2. Didemonstrasikan atau disajikan garis-garis besar materi pembelajaran oleh pendidik.
  3. Peserta didik diberi kesempatan dalam menerangkan pada teman lainnya, contohnya memakai bagan atau peta konsep, dan dilaksanakan dengan bergantian.
  4. Ide atau pendapat dari peserta didik disampaikan oleh pendidik.
  5. Pendidik menerangkan materi yang dipelajari ketika itu juga.
  6. Penutup

Setiap model pembelajaran pasti ada kekurangan dan kelebihan masing-masing, berikut menurut (Desta, 2020) model pembelajaran Student facilitator and explaining:

A. Kekurangan model pembelajaran Student facilitator and explaining:

  1. Peserta didik sulit untuk mendemostrasikan apa yang diperintahkan pendidik.
  2. Tidak semua peserta didik melakukan hal ini pada kesempatan yang sama (menjelaskan pada temannya karena keterbatasan waktu).
  3. Peserta didik memiliki pendapat yang sama, sehingga sebagaian saja yang terampil.
  4. Tidak mudah bagi peserta didik untuk menjelaskan materi secara singkat.

 

B. Kelebihan model pembelajaran Student facilitator and explaining:

  1. Membuat materi yang diajarkan lebih jelas dan konkrit.
  2. Meningkatkan daya serap peserta didik saat pembelajaran berlangsung karena dilakukan dengan demonstrasi.
  3. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengulangi apa yang mereka dengar, sehingga melatih keberanian mereka untuk menjadi seorang pendidik.
  4. Memacu motivasi peserta didik untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan materi ajar.
  5. Pengetahuan tentang kemampuan peserta didik untuk menyampaikan ide.

Berdasarkan penjelasan mengenai kekurangan dan kelebihan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap model pembelajaran tersebut menarik untuk diterapkan dalam pembelajaran. **

Indah Kartika Dian Cahya Septiana, S.Pd

PPG - PGSD Prajab UAD 2022