Pengurus PAN DIY Napak Tilas Perjuangan KH Ahmad Dahlan

Pengurus PAN DIY Napak Tilas Perjuangan KH Ahmad Dahlan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Melanjutkan rangkaian program Semarak Ramadan 1442 Hijriyah jajaran pengurus DPW Partai Amanat Nasional (PAN) DIY mengadakan jelajah napak tilas perjuangan pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan.

Kegiatan Jelajah Wisata Religius di Kampung Kauman Jogja Senin (26/4/2021) itu dimaksudkan untuk refleksi sejarah berdirinya Muhammadiyah sebagai salah satu ormas terbesar di Indonesia.

Sekretaris DPW PAN DIY Indaruwanto Eko Cahyono mengakui PAN tidak bisa dilepaskan dari  Muhammadiyah. Bagaimana pun Muhammadiyah ibarat orang tua kandung PAN.

“Ini semacam nostalgia setelah lama berpartai politik kita napak tilas orang tua kandung PAN yakni Muhammadiyah, sehingga semakin memahami nilai-nilai kebaikan yang telah diajarkan untuk kesejahteraan,” ungkap Ndaru, panggilan akrab Ketua Fraksi PAN DPRD Kota Yogyakarta itu.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPW PAN DIY Muhammad Ali Fahmi menambahkan jelajah wisata dilaksanakan dengan protokol kesehatan serta didampingi pemandu wisata.

Peserta sekitar 100 orang pengurus DPW PAN DIY, Perempuan PAN (PUAN), BM PAN, anggota Fraksi PAN DPRD DIY, DPD PAN Yogyakarta maupun Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Ranting (DPRt) PAN wilayah setempat.

Selain ziarah ke Makam Nyai Ahmad Dahlan, peserta juga mengunjungi rumah KH Ahmad Dahlan, Langgar Kidoel, Mushala Aisyiyah. Rangkaian acara diakhiri silaturahmi dengan Takmir Masjid Gedhe Kauman, salat Maghrib berjamaah sekaligus buka puasa bersama.

Ketua DPW PAN DIY Suharwanta menyatakan keluarga besar DPW PAN DIY bersyukur dapat bersilaturahmi di Kampung Kauman, tempat lahir organisasi Muhammadiyah.

Wakil Ketua DPRD DIY ini menyatakan, KH Ahmad Dahlan sebagai pahlawan nasional dan pendiri Muhammadiyah berjasa besar bagi bangsa dengan membuka sekolah, rumah sakit, panti asuhan serta amal usaha.

Muhammadiyah dengan PAN memiliki ikatan sejarah yang kuat. Parpol berlambang matahari terbit itu lahir dari tindak lanjut amanat hasil Sidang Tanwir Muhammadiyah 5-7 Juli 1998 di Semarang. (*)