Pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Bantul Mencuri Perhatian

Ini bukan sekadar pelestarian budaya tetapi juga strategi ekonomi yang cerdas.

Pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Bantul Mencuri Perhatian
Kepala DP3APPKD Bantul bersama warga memberikan pendampingan saat berkunjung di Dusun Padukuhan Soekarame Bantul. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali mencuri perhatian nasional dengan keberhasilannya mengintegrasikan program pemberdayaan perempuan ke dalam strategi pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata daerah.

Prestasi ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan holistik yang juga mencakup pemenuhan hak anak dan penanggulangan stunting.

Ketua Penggerak PKK Kabupaten Bantul, Emi Masruroh, dalam keterangan tertulisnya Kamis (15/8/2024), mengungkapkan perempuan Bantul telah membuktikan diri sebagai aset berharga dalam memajukan daerah.

"Keberanian dan kreativitas perempuan Bantul tidak hanya melestarikan budaya lokal, tetapi juga mengangkatnya ke panggung nasional dan internasional," ujarnya.

Kontribusi PAD

Emi menjelaskan melalui pengembangan seni, kerajinan dan kuliner tradisional, perempuan Bantul telah berhasil menciptakan daya tarik wisata unik yang berkontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). "Ini bukan sekadar pelestarian budaya, tetapi juga strategi ekonomi yang cerdas," tambahnya.

Kesuksesan ini tidak lepas dari dukungan kebijakan pemerintah daerah yang berfokus pada tiga pilar utama yaitu pemberdayaan perempuan, pemenuhan hak anak dan penanggulangan stunting.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Bantul, Ninik Istitarini, menegaskan ketiga aspek ini saling terkait erat dalam membangun masyarakat yang sejahtera.

"Kami tidak bisa memisahkan pemberdayaan perempuan dari upaya perlindungan anak dan peningkatan kesehatan keluarga," kata Ninik.

Berbagai hak anak

Dia menambahkan Kabupaten Bantul saat ini sedang dalam proses untuk menyandang status Kabupaten Layak Anak yang mensyaratkan pemenuhan berbagai hak anak termasuk kesehatan, pendidikan dan perlindungan dari kekerasan.

Salah satu program unggulan dalam upaya ini adalah Berlian (Bersama Lindungi Anak), yang bertujuan melindungi anak-anak dari berbagai bentuk eksploitasi dan kekerasan.

"Melalui Berlian, kami berharap dapat menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi tumbuh kembang anak," jelasnya.

Dalam upaya menanggulangi stunting, Kabupaten Bantul menerapkan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai sektor. Salah satu inisiatif yang mendapat sorotan adalah program pemberian makanan tambahan di Padukuhan Sukarame, di mana balita usia 0-18 bulan menerima dua butir telur setiap hari.

Pencegahan stunting

"Penanggulangan stunting bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan, tetapi memerlukan kolaborasi lintas sektor," kata Ninik.

Dia menekankan pentingnya peran ibu dalam pencegahan stunting, yang tercermin dalam slogan kampanye Cegah stunting, Ibu penting. Keberhasilan Kabupaten Bantul dalam mengintegrasikan pemberdayaan perempuan ke dalam strategi pembangunan daerah telah menarik perhatian pemerintah pusat.

Merujuk arahan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, model yang diterapkan di Bantul sedang dipelajari untuk kemungkinan replikasi di daerah lain.

Dengan pendekatan yang komprehensif, Kabupaten Bantul tidak hanya berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menciptakan model pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

Prestasi ini semakin mengukuhkan posisi Bantul sebagai salah satu kabupaten paling progresif di Indonesia dalam hal pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal. (*)