Ditemukan 2.207 Kasus, Waspadai DBD dengan Mengenali Gejalanya

Ditemukan 2.207 Kasus, Waspadai DBD dengan Mengenali Gejalanya

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi persoalan yang perlu diwaspadai. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY selama Januari hingga November 2022 ditemukan 2.027 kasus DBD.

Masyarakat perlu selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar, terlebih saat musim penghujan untuk meminimalisir kasus. Dengan demikian kesehatan dapat terjaga untuk mencegah terpapar penyakit itu.

"Kita harus mengenali gejala DBD dan melakukan pencegahan," ujar Alinda Anjani, dokter spesialis penyakit dalam RSUP Dr Sardjito, dalam dialog virtual bertema Pencegahan dan Pengobatan DBD,  Kamis (2/3/2023), di Yogyakarta.

Menurut Alinda, masyarakat perlu mengenali gejala DBD. Demam berdarah terjadi akibat infeksi virus yang dibawa oleh nyamuk lalu ditularkan ke manusia. Gejala demam berdarah yang perlu diwaspadai antara lain demam.

Namun demikian demam berdarah berbeda dari demam pada penyakit atau flu biasa. Pada DBD, demam naik turun atau demam bifasik terjadi 2-7 hari.

Selain itu muncul bintik bintik kemerahan pada tubuh meski tak melulu terjadi. Tubuh pun merasakan nyeri sendi, nyeri otot dan nyeri pada area belakang bola mata. "Bisa juga terjadi perdarahan seperti mimisen, gusi berdarah," jelasnya.

Tanda dan gejala demam berdarah bisa semakin parah. Tanda-tanda peringatan biasanya dimulai dalam 24-48 jam setelah demam menghilang.

Gejala bisa semakin parah dengan terjadinya sakit perut. Juga mengalami muntah, merasa lelah, gelisah atau mudah tersinggung. "Peradangan terjadi karena cairan dari darah keluar dan trombosit turun," jelasnya. (*)