Pelajar Korban Perundungan Masih Trauma, Tangannya Dingin

Pelajar Korban Perundungan Masih Trauma, Tangannya Dingin

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Seorang pelajar korban perundungan CH (16), secara resmi, Senin (24/2/2020), memasuki sekolah baru di SMP Negeri Inklusi Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.

Hari itu, CH diantar ibunya menempuh perjalanan sekitar 8 kilometer dari rumahnya. Keduanya harus menempuh perjalanan dua kali menggunakan angkot. Beruntung dari rumah sampai Terminal Andong Kecamatan Butuh, keduanya menumpang sepeda motor saudaranya.

“Saya dan anak saya diantar naik sepeda motor oleh bude sampai Terminal Andong. Dari sana kami naik angkot, berhenti di BRI Kutoarjo jalan kaki sampai sekolahan ini sekitar 300 meter,” ungkap ibu korban.

Menurut dia, CH masih merasa trauma. Tangannya dingin. "Saya mengatakan ke CH, di sekolah baru kamu akan dapat teman dan guru yang banyak. Tidak ada yang nakal di sini," ujarnya.

Mengingat kondisi korban belum stabil sebaiknya Pemkab Purworejo melalui Dinas Sosial (Dinsos) lebih peduli terhadap korban perundungan atau bullying.

Ini memprihatinkan mengingat Dinsos memiliki bidang yang khusus memberikan pelayanan terhadap perempuan dan anak yakni Bidang Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Masalah yang menimpa CH menyita perhatian publik nasional.

Dewa Antara selaku kuasa hukum korban menyesalkan kondisi ini. Dia meminta Dinsos lebih mengambil peran menemani dan mengembalikan mental serta trauma korban perundungan.

“Mengapa Dinsos tidak mendampinginya, syukur-syukur mengantarkan ibu dan korban mendaftarkan sekolah?” ucap Dewa. Apalagi kondisi korban sedang berproses hukum, seharusnya ada perhatian dan pengawalan khusus.

Budi Rahayu dari Bidang Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak kepada koranbernas.id mengatakan pihaknya sedang berada di Solo dalam rangka rakor. "Saya tidak tahu CH korban perundungan hari ini masuk sekolah yang baru," papar Yayuk, sapaan akrabnya. (sol)