Paska Pengumuman Pemerintah, Dinkes Sleman Langsung Koordinasi Internal

Paska Pengumuman Pemerintah, Dinkes Sleman Langsung Koordinasi Internal

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Setelah ada pengumuman dari pemerintah adanya WNI yang positif terkena virus corona, Dinas Kesehatan Sleman langsung melakukan koordinasi internal sebagai langkah antisipasinya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan, pihaknya telah mengirimkan surat ke seluruh fasilitas kesehatan (faskes), untuk meningkatkan kewaspadaan pasien dengan gejala Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) atau pneumonia (radang paru-paru).

“Sekarang ini pasien tertinggi di puskesmas adalah ISPA. Kami berpesan agar puskesmas tidak menyepelekan pasien ini. Penanganannya dilengkapi dengan wawancara. Jika ada gejala demam, sakit tenggorokan, batuk dan sesak nafas, apalagi ada kontak kunjungan dari luar negeri, harus dirujuk ke RSUP Sardjito atau RS Panembahan Senopati Bantul,” kata Joko kepada wartawan, Selasa (3/3/2020).

Joko menjelaskan, rumah sakit di Sleman yang sudah terakreditasi C atau lebih, memiliki ruang isolasi. Karena itu, pihaknya sudah mengirim surat ke rumah sakit untuk mengaktifkan isolasi jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Terkait ketersediaan masker, Joko menyampaikan, bahwa di gudang farmasi milik dinkes masih tersedia 502.540 masker biasa dan masker N 95 sekitar 2.420 lembar.

Ribuan masker ini sebenarnya akan digunakan ketika hujan abu akibat erupsi Merapi melanda Sleman.

Jika digunakan untuk keperluan penanganan corona, jumlah itu dirasa kurang.

“Kita sudah buat SOP. Sejak hari ini, masker hanya digunakan untuk pasien yang datang ke puskesmas dengan gejala batuk dan demam tinggi. Kalau dulu di pendaftaran bisa ambil sendiri,” kata Joko.

Puskesmas yang kekurangan masker bisa mengajukan permintaan ke gudang farmasi. Mengantisipasi kurangnya masker ini, pihaknya sudah memesan masker lagi. Namun di pasaran, masker juga kosong. Sedangkan distributor maupun produsen belum memberikan jawaban adanya pengiriman masker lagi.

“Dengan kondisi ini kami mengimbau, agar penggunaan masker ditujukan untuk orang yang sakit ISPA atau flu. Tidak disarankan orang yang sehat,” katanya.

Joko juga mengimbau agar masyarakat tidak panik. Karena dengan panik maka akan bertindak irasional seperti memborong masker atau memborong bahan makanan.

“Yang penting harus meningkatkan kewaspadaan. Sejauh ini yang kita amati di Sleman belum ditemukan corona,” tegasnya.

Jika masyarakat tak bisa menemukan masker di pasaran, cukup rajin cuci tangan menggunakan sabun setelah beraktivitas, bisa juga menggunakan alkohol. (SM)