Pariwisata Tutup, Pelaku Wisata Mbaleni Gawean Lawas

Pariwisata Tutup, Pelaku Wisata Mbaleni Gawean Lawas

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Dampak pandemi Covid-19 sangat terasa bagi sektor pariwisata. Pemerintah Kabupaten Bantul telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) yang menutup seluruh obyek wisata sejak dua bulan silam. Praktis saat ini 208 destinasi dan 48 desa wisata tidak ada pengunjung sama sekali dan tidak ada perputaran uang di sana. Kondisi ini masih akan berlangsung hingga beberapa waktu ke depan karena belum tahu kapan pandemi akan berakhir.

“Saya sudah berkeliling untuk ngaruhke dan melihat kondisi beberapa obyek wisata. Memang sektor pariwisata yang selama ini menjadi salah satu sumber pendapatan, tidak ada pemasukan sama sekali,” kata Kwintarto Heru Prabowo S.Sos, Kepala Dinas Pariwisata Bantul, saat ditemui di kantornya usai meeting secara daring dengan kepala dinas pariwisata se DIY, Jumat (15/5/2020).

Dengan kondisi tersebut, Kwintarto melihat para pelaku pariwisata saat ini ‘putar otak’ agar mereka tetap bisa eksis dan bertahan. Salah satu yang banyak dilakukan adalah kembali kepada pekerjaan lama seperti  bertani dan mengolah lahan. Karena memang sebelum bergelut di sektor wisata, mereka sudah memiliki pekerjaan.

Mbaleni gawean lawas. Mereka berprinsip jika ada bantuan diterima, jika tidak mereka tetap usaha dan  bekerja. Saya rasa mental dan sikap seperti ini sangat  patut diacungi jempol,” katanya.

Mengenai kapan obyek wisata akan dibuka kembali, menurut Kwintarto, tergantung kondisi. Pada rapat yang  dipimpin Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo SH secara online tersebut disepakati, mereka akan membuka obyek wisata pada saatnya nanti bersama-sama. Karena satu wilayah dengan wilayah lain saling ada keterkaitan.

“Orang kalau berkunjung ke satu obyek, biasanya akan sambung ke obyek lain. Dan DIY relatif tidak luas, sehingga disepakati kalaupun nanti akan dibuka ketika pendemi berakhir, maka pembukaan itu dilakukan bersama-sama,” katanya.

Pembukaan obyek wisata tersebut, tentunya dengan tetap memperhatikan beberapa aspek, seperti penyediaan tempat cuci tangan dan sabun bagi pengunjung, keamanan termasuk mengecek kondisi obyek mengingat lama tidak ada aktifitas, menjaga kebersihan dan juga protokol keselamatan.

“Saat ini walaupun tidak ada pengunjung dan obyek tutup, namun petugas kebersihan tetap melaksanakan tugasnya setiap hari. Obyek tutup juga digunakan untuk berbenah lokasi,” katanya.

Rudi Haryanto, pengelola obyek wisata Puncak Sosok, Desa  Bawuran, Kecamatan Pleret, mengatakan obyek wisata di tempatnya sudah dua bulan ditutup dan pintu masuknya diportal. “Kalau obyek tidak ada yang rusak,” katanya. (eru)