Netflix dan JAFF Memperkuat Industri Film Lewat Edukasi Talenta Baru
Kami berupaya menciptakan program yang tidak hanya selesai di satu acara, tetapi memiliki dampak berkelanjutan.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Netflix Asia Tenggara dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) mempertegas komitmen mereka mendukung industri perfilman Indonesia melalui program-program edukasi dan pengembangan talenta. Langkah ini bertujuan tidak hanya memperkuat fondasi lokal, tetapi juga mendorong eksistensi film Indonesia ke panggung internasional.
Ifa Isfansyah selaku Direktur JAFF menegaskan pentingnya tiga pilar utama yang selalu dipegang teguh festival ini selama 19 tahun yaitu profesionalisme, edukasi dan dampak nyata pada industri.
“Kami berupaya menciptakan program yang tidak hanya selesai di satu acara, tetapi memiliki dampak berkelanjutan. Tahun lalu, kami meluncurkan Series Speech Lab yang melibatkan mentor dan sesi edukasi. Program ini terbukti memberikan dampak langsung pada industri, edukasi, dan keberlanjutan ide kreatif,” ujar Ifa, Senin (2/12/2024).
Program JAFF yang melibatkan 75 peserta terpilih dari 600 pendaftar ini menawarkan pelatihan intensif sejak September, termasuk sesi online dan offline bersama para mentor.
Dampak nyata
Selain itu, program edukasi dalam rangka Hari Film Nasional di Jakarta dirancang untuk memberikan dampak nyata, tidak hanya pada pendidikan tetapi juga bagi keberlanjutan industri.
Direktur Kebijakan Publik Netflix Asia Tenggara, Ruben Hatari, menggarisbawahi potensi besar perfilman Indonesia. Dia menyebutkan pada 2022 nilai ekonomi sektor ini mencapai Rp 190 triliun dan diproyeksikan tumbuh 20 persen pada 2027.
“Kami tidak hanya membawa konten Indonesia ke platform global, tetapi juga meningkatkan kapasitas SDM. Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama di industri ini,” katanya.
Melalui program Reel-Life Film Camp, Netflix memperkenalkan pelatihan baru yang mencakup bidang-bidang kurang populer seperti post-production, desain suara, hingga production finance. Inisiatif ini juga melibatkan mentor dari proyek-proyek Netflix untuk berbagi pengalaman langsung dari industri.
Ekosistem perfilman
“Pelatihan ini membuka peluang bagi generasi muda untuk memahami karier yang lebih luas di sektor perfilman,” tambah Ruben.
Kolaborasi JAFF dan Netflix ini menunjukkan dedikasi kedua pihak dalam menciptakan ekosistem perfilman Indonesia yang lebih kuat dan berkelanjutan.
“Kami ingin memastikan bahwa talenta baru tidak hanya muncul, tetapi juga berkembang dengan dukungan yang terstruktur,” ungkapnya.
JAFF yang kini berlangsung di Yogyakarta akan melanjutkan program edukasi seperti JAFF Market. Sementara itu, Netflix terus berkomitmen mendorong karya sineas lokal ke panggung global, membuktikan bahwa sinergi antara festival dan industri mampu membawa dampak nyata bagi perfilman Indonesia.
Pelatihan intensif
Proses seleksi program ini juga menarik perhatian. Dari lebih dari 3.000 pendaftar, hanya 600 yang lolos seleksi tahap awal dan akhirnya 24 peserta terbaik terpilih untuk mendapatkan pelatihan intensif.
Ifa mengungkapkan bahwa minat besar terhadap program ini mencerminkan antusiasme generasi muda untuk terlibat di dunia perfilman.
Program ini turut melibatkan mentor-mentor ternama seperti Tia Hasibuan dari Come & See Pictures, Kevin Ryan Himawan dari Soda Machine Film, dan Wilza Lubis dari Buddy Buddy Pictures. Mereka membimbing para peserta untuk memahami dinamika industri perfilman secara langsung.
"Industri kita tidak boleh berhenti pada generasi sekarang. Program seperti ini adalah jembatan untuk memastikan bahwa perfilman Indonesia terus berkembang dengan generasi baru yang kompeten," ujar Tia.
Karya berkualitas
Kolaborasi Netflix dan JAFF melalui REEL LIFE Film Camp menjadi salah satu contoh nyata bagaimana sinergi antara pelaku industri dan institusi besar dapat menciptakan dampak positif. Dengan dukungan program ini, diharapkan perfilman Indonesia dapat melahirkan lebih banyak karya berkualitas dan mengukir prestasi di kancah internasional.
Jika regenerasi terus berjalan dengan baik, masa depan perfilman Indonesia tampak cerah, tidak hanya sebagai industri kreatif tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi yang berdampak luas. Program seperti REEL LIFE menjadi bukti bahwa investasi pada generasi muda adalah investasi pada masa depan perfilman tanah air. (*)