Nasabah BKK Kebumen Meraih Hadiah Mobil Setelah Lima Tahun Rutin Menabung

Dua hari wajah dan badan saya kedhuten. Saya tidak ngomong ke siapa-siapa.

Nasabah BKK Kebumen Meraih Hadiah Mobil Setelah Lima Tahun Rutin Menabung
Nasabah BPR BKK Romelah dan suaminya Manijan. (nanang w hartono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Bagi Romelah (50) nasabah BPR BKK Kebumen, meraih hadiah mobil bukan impian. Setelah Lima tahun menjadi penabung aktif, istri dari Manijan (55) warga Desa Blengorkulon Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen itu memperoleh kabar meraih hadiah utama Undian Gebyar Tamades berupa satu unit mobil.

"Dua hari wajah dan badan saya kedhuten. Terasa mengganggu, saya tidak ngomong ke siapa siapa," ujar Romelah kepada koranbernas.id, di rumahnya, sekaligus warung sembako, Rabu (18/9/2024).

Setelah keduten hilang, sehari kemudian mendapatkan kabar dirinya mendapatkan hadiah mobil dari kegiatan Gebyar Undian Tamades, Sabtu (14/9/2024). "Saya tidak diundang saat pengundian," kata Romelah.

Hadiah senilai lebih dari Rp 200 juta setelah dipotong pajak, bea balik nama dan biaya administrasi lainnya itu akan digunakan sendiri. “Tidak akan dijual. Untuk kenang-kenangan sebagai nasabah BKK Kebumen," kata Manijan.

Jemput bola

Romelah mengungkapkan, pertama kali menjadi penabung Tamades lima tahun lalu saat didatangi karyawan BPR BKK Kebumen Cabang Ambal. Karena pelayanannya jemput bola sehingga tidak perlu datang ke kantor BKK, dia rutin menabung setiap karyawan BKK datang ke rumahnya.

"Setiap Senin, Rabu dan Kamis, petugas datang, saya selalu menabung, tidak pernah pinjam," kata Romelah. Jumlah tabungan yang disetor rata rata Rp 3 juta per pekan.

Romelah dan Manijan mengungkapkan, setelah saldo tabungan Tamades terkumpul Rp 500 juta, tabungan dialihkan dalam bentuk deposito. Jika ada orang menjual tanah, deposito diambil setelah jatuh tempo untuk membeli beberapa bidang tanah.

Sebagai pedagang sembako yang jauh dari pasar, dia sebisa mungkin menjual barang dengan harga paling murah dibandingkan warung sembako di desanya.

Agar bisa menjual barang dengan harga paling murah dia harus kulakan di toko sembako di Pasar Kutowinangun. "Saya menyediakan semua kebutuhan warga, dari jarum jahit, beras, sayuran, hingga bahan bakar minyak," kata Manijan. Ada beberapa usaha jasa lain yang menambah pundi-pundi tabungannya. (*)