Muhammadiyah Imbau Masyarakat Berlebaran dengan Seksama

Muhammadiyah Imbau Masyarakat Berlebaran dengan Seksama

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Dua tahun lebih seluruh dunia berperang melawan wabah Covid-19. Bermacam strategi pencegahan hingga ditemukannya vaksin telah berhasil menekan jumlah angka orang yang terjangkit.

Beberapa negara bahkan telah mengumumkan diri untuk berdamai dengan virus asal Wuhan ini. Malaysia salah satunya. Per 1 April 2022, negara jiran ini resmi memasuki masa transisi menuju endemik.

Saat ini badan kesehatan dunia (WHO) sebagai organisasi yang paling berwenang pun belum memutuskan status wabah Covid-19 ini menjadi endemik.

"Dari pandemi ke endemik itu kan ada standar WHO. Saya percaya pemerintah nanti mendukung langkah WHO ketika pandemi ini berubah jadi endemik," papar Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Kamis (28/4/2022).

Tentu Muhammadiyah akan memberi masukan, bukan tentang bagaimana mengakhiri atau mengubah pandemi menjadi endemik saja. Bersama pemerintah, Muhammadiyah selalu membangun komunikasi.

"Karena memang kita dalam menghadapi pandemi ini terus bekerja sama bersama pemerintah karena kesehatan ini jadi tanggung jawab kita bersama. Bahkan bagi Muhammadiyah kesehatan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dakwah persyarikatan Muhammadiyah," kata Haedar.

Haedar melanjutkan, perubahan ini nanti otoritasnya di WHO, bukan di pemerintah. Mengeksekusinya itu semuanya dengan parameter-parameter yang bisa dipertanggungjawabkan.

"Yang penting parameter utama yang dijadikan standar WHO merubah dari pandemi ke endemik itu harus kita pedomani dan menjadi dasar kebijakan yang objektif, profesional, saintifik dan bisa dipertanggungjawabkan secara moral dan sosial untuk bangsa Indonesia," lanjutnya.

Muhammadiyah berharap pemerintah mengembangkan sistem pelayanan kesehatan yang terpadu. Kemudian juga mengapa tidak diminati antara yang milik negara dan milik swasta, karena semuanya untuk rakyat.

"Semua itu harus kita penuhi hal-hal yang menyangkut kebijakan kesehatan kita ke depan agar lebih maju. Jadi jangan hanya mencontoh negara maju yang sudah ini, sudah itu, tetapi dalam hal sistem pelayanan kesehatan kita dengan segala macam peralatan dan infrastrukturnya itu tidak seperti negara maju," tutup Haedar.

Sementara Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah, Agus Samsudin, mengatakan pandemi bisa berakhir menjadi endemik kalau laju pertumbuhannya sudah kurang dari satu. Ketika penularannya masih satu-satu orang menularkan satu, itu berarti masih diatas satu.

Yang kedua, katanya, kita akan bisa mengakhiri pandemi, kalau positivity rate-nya itu sudah di bawah 5%. Yang ketiga, kalau kasus yang harus perawatan rumah sakit juga kurang dari 5% dan fatality rate-nya itu kurang dari 3%.

"Saat ini angka kasus masih di atas 500. Karena itu kita berusaha untuk menjadikan liburan Idul Fitri ini kita jalani dengan penuh syukur, berbahagia tetapi masih seksama," kata dia.

Agus meminta seluruh kegiatan salat Ied, takbiran dan yang lain, tetap dengan protokol kesehatan yang sudah dikeluarkan oleh MCCC.

"Kita berharap parameter menuju endemi tadi bisa kita kawal terus dan bisa terwujud. Sehingga kita bisa mengakhiri pandemi ini dengan baik," tandasnya. (*)