Menapaki Abad Kedua, Persatuan Tamansiswa Helat Kongres Pertama
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Persatuan Tamansiswa akan menghelat Kongres XXII pada 25-28 Oktober 2022. Ini merupakan kongres pertama Majelis Luhur Tamansiswa setelah berjalan menapaki abad ke-2. Seperti diketahui, pada 3 Juli 2022, Persatuan Tamansiswa genap berusia satu abad.
"Walaupun kini Persatuan Tamansiswa telah memiliki cabang di seluruh Indonesia, namun Kongres XXII Persatuan Tamansiswa tetap akan dilaksanakan di Pendapa Tamansiswa Yogyakarta sebagai pusat dari Persatuan Tamansiswa," terang Ki Dr Saur Panjaitan XIII selaku Ketua Kongres saat konferensi pers Senin (23/10/2022) di gedung pertemuan Tamansiswa Yogyakarta.
Tema kongres kali ini merupakan lanjutan dari tema peringatan Satu Abad Tamansiswa waktu itu, yaitu Menggelorakan Kebersamaan dan Keteladanan Bapak Pendidikan Nasional.
"Dalam memulai abad kedua, Kongres XXII Persatuan Tamansiswa kali ini mengusung tema Tertib, Damai, Salam dan Bahagia. Hal itu sesuai pula dengan ajaran Ki Hadjar Dewantara, yaitu tertib dan damai itulah tujuan kita yang setinggi-tingginya," terangnya.
Beberapa tamu negara diundang hadir dalam kongres ini, antara lain Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Mengingat kesibukan, kehadiran mereka belum bisa dipastikan. “Sekitar 340 peserta perwakilan cabang-cabang Tamansiswa dari seluruh Indonesia juga akan hadir sebagai utusan, peninjau dan penggembira," tambahnya.
Ki Saur menjelaskan, peserta kongres terbagi lima daerah wilayah bimbingan yaitu Subaria (Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau), Sumselalu (Sumatera Selatan, Lampung dan Bengkulu), Jabar Jaya (Jawa Barat dan Jakarta Raya), Jateng-DIY (Jawa Tengah dan DIY), serta Wilayah Bimbingan Jatim meliputi wilayah Jawa Timur, NTT hingga Pulau Morotai di Maluku Utara.
Kongres XXII Persatuan Tamansiswa dimulai dengan ziarah ke makam Ki Hadjar Dewantara pada 25 Oktober 2022, dengan makna menghormati jasa-jasa besar Ki Hadjar Dewantara sebagai pendiri Tamansiswa.
Substansi kongres, akan dibahas berbagai isu aktual, yaitu bidang organisasi, pendidikan, kekeluargaan dan kemasyarakatan maupun keuangan.
Selanjutnya, akan dihasilkan berbagai rekomendasi untuk internal Tamansiswa maupun untuk eksternal khususnya pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
"Berbagai kebijakan yang berhubungan dengan pendidikan seperti undang-undang Sisdiknas, berbagai peraturan pemerintah di bidang pendidikan dan Permendikbud serta berbagai kebijakan kepala daerah. Kurikulum sebagai isi pendidikan dan pengelolaan guru sebagai ujung tombak pendidikan menjadi salah satu isu aktual yang akan dibahas," tandasnya.
Ki Hadjar Dewantara ikut berperan dalam mempersiapkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Sekitar tiga minggu setelah dideklarasikannya Sumpah Pemuda 1928 (31 Agustus 1928) Ki Hadjar menggariskan suatu titik-tolak kebijakan strategis pendidikan nasional bagi Indonesia.
Titik-tolak kebijakan strategis itu antara lain, Pengajaran harus bersifat kebangsaan... Kalau pengajaran bagi anak-anak tidak berdasarkan kenasionalan, anak-anak tak mungkin mempunyai rasa cinta bangsa dan makin lama terpisah dari bangsanya, kemudian barangkali menjadi lawan kita...
Berangkat dari semangat itu pulalah Kongres XXII Persatuan Tamansiswa ditutup pada 28 Oktober 2022 sekaligus memperingati hari Sumpah Pemuda. (*)