Membolos Ujian Kejar Paket, Warga Belajar Tidak Lulus

Membolos Ujian Kejar Paket, Warga Belajar Tidak Lulus

KORANBERNAS.ID,BANTUL— Warga belajar yang mengikuti program Kejar Paket A hingga C yang membolos ujian dipastikan tidak lulus dalam ujian Kejar Paket. Sebab ujian tersebut menjadi salah satu syarat kelulusan peserta didik.

Kebijakan ini juga diberkajukan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) “Mandiri”  yang berlokasi di Jalan Samas KM 21, Karen, Tirtomulyo, Kretek, Bantul. Dalam rapat penentuan kelulusan siswa kejar paket B di RM Andrawina, Kamis (3/6/2021) yang dihadiri Kasi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter (PDPK) Disdikpora Bantul, Anas Tri Susanto, penilik PKBM Dwijono Hartanto,  pengelola PKBM Yuli Sutanta AMd dan  para tutor, diputuskan dari 38 warga belajar (siswa), yang tidak diluluskan 1 anak.

Sebab anak ini diketahui  tidak mengikuti ujian  alias mbolos sebagai salah satu syarat kelulusan. Selain syarat lain yakni menyelesaikan program pembelajaran yang dibuktikan dengan raport tiap semester. Memperoleh nilai sikap atau perilaku minimal baik. Menyelesaikan tugas yang diberikan serta nilai mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan tidak boleh kurang dari 70.

“Siswa tadi  setiap dihubungi tidak mau ngangkat. Di  kirimi WA juga tidak membalas walaupun  nyambung. Dari PKBM  sudah mendatangi rumah yang bersangkutan, dan menurut pihak keluarga anak tersebut berpamitan ujian. Namun tidak pernah sampai lokasi. Maka kami putuskan dia tidak lulus,”kata Yuli.

Kepada yang  bersangkutan masih bisa mengulangi tahun depan, karena saat ini ujian usulan sudah selesai. Sebelum lulus, para siswa sendiri melaksanakan pembelajaran secara daring (online)  karena memang situasi pandemi covid-19.  Seminggu pembelajaran dilakukan 5 hari  saat sore .

“Baru ujiannya dilakukan di PKBM karena memang harus berbasis komputer. Semua dengan penerapan protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air saat akan memasuki ruangan serta duduknya berjarak antar peserta ujian ,” katanya.

Ditambahkan Yuli,pada tahun ini akan dilakukan  asesmen (penilaian,red)  nasional untuk mengukur kualitas PKBM di tanah air. Untuk  Bantul ada tiga PKBM yang akan di nilai salah satunya adalah PKBM “Mandiri”. Untuk siswa yang diikutkan dalam asesmen ditunjuk langsung oleh Kementerian dan digelar selama dua hari. Waktunya di bulan September hingga Oktober mendatang.

“Kita siap untuk melakukan asesmen dan daya dukung juga sudah kita persiapkan. Untuk komputer ada 37  unit, ada  proktor (operator), tenaga listrik yang besar serta server 2 unit," jelasnya.

Sementara itu Anas Tri Susanto menambahkan adanya  stigma buruk terhadap  PKBM  harus dibenahi. Diantaranya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas saat penerimaan peserta didik baru. Misalnya saat masuk PKBM harus menyertakan bukti dia pernah bersekolah sampai kelas berapa, kemudian melanjutkan ke PKBM tentu disesuaikan dengan kondisi siswa tersebut. Jadi jangan asal ikut ujian. Pembenahan perlu dilakukan karena ijazah kejar paket setara dengan sekolah formal.

“Salah satunya seperti ini. Sikap tegas dalam penentuan kelulusan,” katanya.

Penilik PKBM, Dwijono Hartanto dalam kesempatan tersebut meyampaikan sesuai dengan  Undang Undang, maka pendidikan itu terbagi menjadi 3  yakni formal, non formal dan informal.  (*)