Membanggakan, Enam Sarjana Difabel Lulus di UIN Suka

Membanggakan, Enam Sarjana Difabel Lulus di UIN Suka

KORANBERNAS.ID -- UIN Sunan Kalijaga (Suka) mewisuda 1.608 lulusan sarjana dan pascasarjana di kampus setempat selama dua hari, Rabu-Kamis (13-14 November 2019). Yang istimewa, enam lulusan diantaranya merupakan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). 

Keenam sarjana difabel itu yakni Septian Anggres R, Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial, difabel tuli, Anisa Kusuma W, Prodi Ilmu Perpustakaan, difabel tuli, Rohmadi, Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial, difabel tunanetra, Trismunandar, Prodi Bimbingan Konseling Islam, difabel tunanetra. Selain itu Rio Walua, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, difabel tunanetra, Ahmad Abdullah, Prodi Pendidikan Agama Islam, difabel tunanetra. 

Dengan jumlah lulusan tersebut, alumni UIN Sunan Kalijaga mencapai 64.172 orang, 705 orang di antaranya bergelar Doktor, dan 6.287 bergelar Magister. 

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi  mengatakan, untuk bisa masuk UIN Sunan Kalijaga, seorang calon mahasiswa harus bisa menggungguli 72 orang calon lain. Hal ini didasarkan data calon mahasiswa pendaftar pada tahun 2019 yang baru saja selesai. 

Dari 8 jalur seleksi yang dibuka, yaitu Jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri),  SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri), SPAN–PTKIN (Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri), UM–PTKIN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri), CBT (Computer Based Test) 1,  CBT (Computer Based Test) 2, dan PBT (Paper Based Test) peminat masuk UIN Sunan Kalijaga mencapai 103.271 orang. Sementara yang diterima 4.780 orang. 

”Kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi kepada UIN Sunan Kalijaga ini, menjadi pemacu tersendiri bagi kampus ini untuk terus menyempurnakan reformasi pendidikan yang dilakukan,” paparnya.

Reformasi pendidikan pun dilakukan UIN Sunan Kalijaga saat ini. Diantaranya dengan membekali mahasiswa dengan moral, etika sebagai pondasi utama, penguasaan pengetahuan untuk menghadapi perubahan, general skill yang meliputi penguasaan bahasa asing dan teknologi informasi, serta keterampilan khusus yang sesuai dengan bidang prodi keilmuannya. 

"Pendidikan dan pengajaran di UIN Sunan Kalijaga menyiapkan mahasiswa untuk mampu bersaing secara global di era revolusi industri 4.0," ungkapnya.

Rektor menambahkan, sejalan dengan upaya menumbuhkan moderasi Islam yang senapas dengan keindonesiaan, Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara (PSPBN) UIN Sunan Kalijaga sukses menggelar kegiatan Lomba Tata Upacara Pengibaran Bendera Tingkat Sekolah Menengah Atas Nasional, 16-20/10/19. Kegiatan ini dihelat dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-4, 20/10/19.

Lomba ini mendapatkan antusias tinggi kalangan sekolah MA/SMA/SMK dari propinsi seluruh Indonesia. Sebanyak 35 regu Paskibraka yang masing-masing berjumlah 22 orang berpartisipasi aktif dalam lomba ini. 

Para pemenang lomba mendapatkan Piala Rektor UIN Sunan Kalijaga dan uang pembinaan yang jumlah totalnya mencapai 100 juta. Kegiatan ini bermaksud menggelorakan kembali kesadaran berbangsa dan bernegara, memperteguh spirit nasionalisme dan patriotisme, semangat persatuan dan kesatuan bangsa, menanamkan sikap tertib, disiplin, kerjasama dan kekompakan, rasa tanggungjawab, serta kemampuan memimpin di kalangan generasi muda. 

Rasa cinta yang dalam terhadap keutuhan NKRI akan mampu menetralisasi kaum muda tidak terpapar paham radikalisme-terorisme.  Melalui lomba tata upacara, UIN Sunan Kalijga juga ingin memberikan pemahaman kepada umat Islam, bahwa hormat bendera dalam tata upacara merupakan simbol persatuan dan penghargaan terhadap NKRI. 

"Penghargaan terhadap NKRI merupakan salah satu cermin keimanan dan kesyukuran umat Islam yang hidup di Indonesia. Dibalik penghormatan itu ada perjanjian kenegaraan umat Islam sebagai bagian dari warga bangsa dan negara Republik Indonesia," imbuhnya.(yve)