Lumpuh Empat Tahun, Sri Wahyuningsih Butuh Bantuan

Lumpuh Empat Tahun, Sri Wahyuningsih Butuh Bantuan


KORANBERNAS.ID,PURWOREJO-- SriWahyuningsih tergolek lemas tak berdaya. Di rumah kontrakan yang sempit, dia hanya bisa tiduran ditemani nenek dan adiknya di Brengkelan RT 5 RW 5 Kelurahan Purworejo Kecamatan Purworejo.

Semua aktifitas dari mulai makan buang air kecil dan semuanya diurusi neneknya yang lanjut usia (lansia). Termasuk kebutuhan hidup sehari-hari harus ditanggung neneknya. Sementara sang nenek Geger (75) yang sudah cukup renta, mencari sesuap nasi dengan cara meminta-minta di pasar.

Menurut Geger, cucu perempuan berusia 19 tahun itu menderita kelumpuhan hampir 4 tahun lamanya, Tak memiliki penghasilan, Geger harus mencukupi kebutuhannya dan cucunya dengan meminta-minta di pasar.

“Kangge maem kalih kebutuhan sanesipun, kulo nyuwun-nyuwun tiyang teng peken. Nopo malih Ningsih kathah betahe kados maem, pembalut, bedak talek, minyak kayu putih, adine Ningsih  tasih sekolah kelas 5 SD,” cerita Geger, sang nenek saat didatangi Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Purworejo yang digawangi istri Sekda Purworejo, Dra Erna Setyowati Said Romadhon mengunjungi Sri Wahyuningsih, Selasa (7/12/2021).

Dikisahkan Geger, awalnya Ningsih pulang sekolah membonceng sepeda, namun tiba-tiba dari belakang didorong temanya dan terjatuh. Sejak itu Ningsih yang belajar di kelas 2 SMA di sebuah Sekolah luar biasa di Cangkrep Purworejo, menderita lumpuh total nyaris tidak bisa gerak semua badannya.

Menurut sang nenek, Ningsih  sudah dibawa berobat ke rumah sakit dan puskesmas,  bahkan juga sudah ke pengobatan alternatif. Namun tidak ada perubahan berarti dan Ningsih masih saja lumpuh.

“Sanjange saget mantun kiyambak, tapi nggih dugi sepriki tasih lumpuh, mboten saget nopo-nopo, namung bobokan mawon. Katanya masih bisa sembuh sendiri, tetapi ya sampai sekarang masih lumpuh, tidak bisa apa-apa, hanya tiduran saja," ujarnya.

Nenek Geger pernah berusaha untuk menititpkan ke panti, tapi Ningsih ditolak dengan alasan tidak bisa mandiri. Selain menjadi pengemis di pasar, selama ini keluarga Ningsih hanya mengandalkan bantuan pemerintah, mulai dari kesehatan hingga bantuan sembako.

Namun masih perlu uluran tangan dernawan agar kebutuhan sehari-hari bisa tercukupi. Mengingat usia nenek Geger yang telah renta, agar Ningsih dan adik sepupunya masih bisa terpenuhi kebutuhannya.

“Kulo pun sepuh bingung mbenjang-benjang sinten sik bade ngrawat. Saniki mawon kangge nyekapi kebutuhan nggih kirang-kirang. Nopo malih bayar kontrakan setahun Rp.1 juta. Kulo ndedongo mugi setiap tahun saget bayar kontrakan,"paparnya.(*)