Difabel dan ODGJ pun Diperlakukan Sama di Desa Ini

Difabel dan ODGJ pun Diperlakukan Sama di Desa Ini

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Gedung serbaguna Desa Ceporan, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Selasa (4/5/2021) pagi begitu ramai dengan hadirnya warga difabel dan ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). Selain itu hadir pula perangkat Desa Ceporan, kader RBM (Rehabilitasi Berbasis Masyarakat) dan tim dari Puskesmas Gantiwarno.

Kehadiran warga tersebut untuk memenuhi undangan dari pemerintah desa. Sebab, hari itu ada kegiatan pemeriksaan kesehatan dan penyerahan santunan dari pemerintah desa.

Penyerahan santuan kepada warga difabel dan ODGJ yang punya usaha itu dipimpin langsung Kepala Desa, Sutopo. Turut mendampigi Ketua RBM, Agung, dan petugas Puskesmas, Arifin.

Kepala Desa Ceporan, Sutopo, mengatakan penyaluran santunan sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap warganya. Bantuan tersebut untuk pemberdayaan ekonomi warga.

"Warga difabel dan ODGJ sama seperti kita dan perlu perhatian. Karenanya jangan sampai ada batasan dengan mereka," kata Sutopo.

Senada dikemukakan Agung, Ketua RBM. Menurutnya, warga difabel dan ODGJ adalah aset bangsa. Oleh karena itu jangan sampai ada sekat apa pun dengan mereka.

Terpisah, Ketua Kader Posyandu Jiwa Desa Ceporan, Indra Tri Wening, mengatakan ada dua kegiatan yang berlangsung di gedung serba guna desa. Yakni, penyaluran santuan dan pemeriksaan kesehatan terhadap warga difabel dan ODGJ.

"Jumlahnya 31 orang. Penyaluran santunan ini rutin tiap tahun dan pemeriksaan kesehatan sebulan sekali," ujarnya.

Indra Tri Wening menambahkan, di Desa Ceporan ada Posyandu Balita, Posyandu Remaja, Posyandu Lansia dan klub hipertensi. Klub hipertensi khusus untuk warga yang memiliki tensi diatas 140/90.

Dia berharap dengan adanya kegiatan-kegiatan Posyandu bisa menjadikan kaum difabel mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Sedangkan terhadap ODGJ diharapkan bisa sembuh.

Di Desa Ceporan ada 19 warga yang ODGJ dan sekitar 40 orang difabel dengan berbagai kekurangan. Seperti mental, kaki dan tangan. Meski memiliki keterbatasan, namun mereka tetap semangat untuk berusaha. Beberapa usaha yang mereka tekuni seperti membuka warung, telur asin, keset dari kain, ternak dan lain sebagainya.

Kisno Susanto, salah seorang penerima santunan, merasa bersyukur. Santunan itu, kata dia, akan digunakan untuk membeli kebutuhan yang lebih bermanfaat.

"Saya penggarap sawah. Di rumah cuma berempat dengan tiga orang anak. Santunan ini buat beli yang lebih bermanfat," imbuh warga Dukuh Kebonagung, Ceporan itu. (*)