Kisah Sukses Pemilik Pertashop di Sleman, Berinovasi Mengembangkan Bisnis Pendukung  

Kisah Sukses Pemilik Pertashop di Sleman, Berinovasi Mengembangkan Bisnis Pendukung  
Petugas di Pertashop 4P55522 Condongcatur sedang melayani pembeli Pertamax. (warjono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pertashop 4P55522 di Jalan Pondok Raya, Kalurahan Condongcatur Kabupaten Sleman, termasuk cerita sukses dari model bisnis yang dikembangkan oleh Pertamina.

Sebagaimana diketahui, model bisnis Pertashop sedari awal diarahkan guna memberikan kemudahan bagi masyarakat yang jauh dari SPBU mendapatkan BBM (Bahan Bakar Minyak) dengan harga yang sama dengan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

Awal buka Pertashop tahun 2022, Kuwat sudah sejak awal membuat perencanaan matang. Bukan saja melakukan riset untuk mengukur potensi pasar bagi Pertashop, tapi juga terus berinovasi mengembangkan bisnis ikutan yang bisa mendukung keberadaan Pertashop miliknya.

Kepada awak media, pria setengah baya ini mengungkapkan, sebelum memutuskan membuka Pertashop, dirinya menyempatkan berhari-hari melakukan survei untuk mengukur potensi pasar. Caranya adalah dengan menghitung trafik atau pengguna kendaraan bermotor yang saban hari lalu lalang di daerah tersebut.

Kuwat, pemilik Pertashop 4P55522 Jalan Pondok Raya, Condongcatur Sleman. (warjono/koranbernas.id)

“Hasilnya menurut ukuran saya kok layak. Jadi rencana membangun Pertashop saya teruskan. Hingga sekarang alhamdulillah terus berkembang dan menjadi jujugan warga sekitar maupun masyarakat yang kebetulan melintas di daerah ini,” kata Kuwat, Kamis (13/7/2023).

Kuwat mengakui, awal membuka Pertashop, penjualan memang tidak langsung tinggi. Omzet penjualannya merangkak, hingga sekarang mencapai 2.300 kilo liter per hari dari dua modul/tangki yang dioperasikan.

Dengan penjualan sebesar ini, Kuwat mengaku secara bisnis sudah menguntungkan. Sebab per hari dia bisa melayani mendekati seribu kendaraan bermotor, baik roda dua ataupun mobil. Apalagi saat sekarang selisih harga antara Pertamax dan Pertalite semakin menipis, Kuwat mengaku penjualan Pertamax di Pertashopnya terus meningkat.

“Jadi selisih harga ini memang menjadi variabel penting bagi usaha seperti Pertashop. Semakin selisihnya menipis, penjualan Pertamax makin bagus. Sebab masyarakat sebenarnya sudah semakin paham dengan kualitas,” katanya.

Terus berinovasi

Bagi Kuwat, salah satu kunci sukses bisnisnya memang diawali dengan riset yang dilakukan untuk mengukur potensi pasar. Selain menghitung kendaraan bermotor yang lalu lalang di kawasan ini, Kuwat juga memperhitungkan jarak SPBU terdekat dan populasi warga di daerah tersebut.

Selain itu, namanya bisnis maka inovasi harus selalu dilakukan untuk bisa menambah pelayanan dan juga menambah keuntungan.

Maka, Kuwat juga terus mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan seoptimal mungkin lahan yang masih dimiliki. Selain pertashop, Kuwat lantas membuka usaha tambal ban dan stasiun nitrogen, mini market serta penjualan elpiji.

“Agar masyarakat wilayah ini semakin nyaman ketika berkunjung ke Pertashop, kami menyediakan outlet mini market dan tambal ban nitrogen di Pertashop ini,” katanya.

Kuwat menyadari outlet mini market dan tambal ban nitrogen ini bisa menguntungkan bisnisnya selain Pertashop. Kedua bisnis ini menambah keuntungan Pertashop sebanyak kurang lebih 10 persen.

Mini market tersebut menyediakan snack ringan dan beberapa peralatan kebutuhan sehari-hari. Outlet tambal ban nitrogen menyediakan kebutuhan untuk tambal ban dan tambah angin bagi kendaraan bermotor.

Warga Kelurahan Condongcatur, Zaki, mengungkapkan dirinya merasa terbantu dengan keberadaan Pertashop sehingga tidak perlu jauh mencari SPBU yang keluaran resmi Pertamina.

“Saya berterima kasih dengan adanya Pertashop ini. Saya bisa membeli BBM dengan aman karena produknya terjamin dari Pertamina. Selain itu, saat saya ke Pertashop Condongcatur ini saya bisa sekalian mampir ke mini market,” ungkapnya.

Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, mengungkapkan saat ini terdapat 140 Pertashop untuk wilayah Provinsi DIY yang menjual Pertamax dan Dexlite.

“Pertamina Patra Niaga sedang mengembangkan dan menyosialisasikan agar Pertashop menambahkan bisnis selain non-fuel retail (NFR) atau bisnis non-BBM ritel di dalam Pertashop mereka. Bisnis NFR ini seperti mini market, tambal ban nitrogen, jasa ekspedisi, kafe atau bisnis lainnya selama memenuhi aspek keselamatan,” kata Brasto. (*)