Kios Cendol Dawet Pasar Baledono Sepi Tak Seperti Dulu

Kios Cendol Dawet Pasar Baledono Sepi Tak Seperti Dulu

KORANBERNAS.ID – Istri Bupati Purworejo Ny Fatimah Varera Agus Bastian bersama para istri kepala dinas  Pemkab setempat,  Senin (1/10/2019) mengunjungi Pasar Baledono.

Kesempatan itu dimanfaatkan oleh para pedagang untuk curhat. Mereka mengaku pasar dalam keadaan sepi sehingga para pedagang rugi.

Saat rombongan istri bupati melewati kios oleh-oleh, sang pemilik kios, Bambang,  langsung berteriak.

"Gimana, Bu,  pasar sepi, saya rugi," teriaknya.

Kepada koranbernas.id Bambang mengeluhkan omzet dagangannya turun tajam.

"Setelah saya kembali ke Pasar Baledono malah sepi pembeli," kata Bambang.

Dulu ketika pasar belum selesai pembangunannya, dia berjualan di Jalan Kemuning dan laris.

"Kalau kondisinya seperti ini,  ingin rasanya bisa berjualan di sana lagi (Kemuning)," tambahnya.

Ny Fatimah Varera Agus Bastian sempat mampir ke kios dawet dan cendol, yang langsung disambut oleh para pedagang dengan foto bersama.

Tak lupa, Ny Fatimah dan rombongan juga menikmati kuliner khas Purworejo itu.

Deretan kios dawet cendol Pasar Baledono sepi pembeli. (w asmani/koranbernas.id)

Salah seorang pedagang dawet, Amini, asal Baledono Jurang menyampaikan dirinya berjualan sejak kondisi Pasar  Baledono jelek. Sekarang kondisi bangunan pasar sudah bagus.

"Dulu pas pasar masih jelek saya jualan dawet laris, tetapi sekarang bangunannya bagus malah jualannya sepi," urai Amini.

Dengan kenyataan pahit itu dirinya hanya bisa pasrah.

Puas menikmati dawet, Ny Fatimah menuju lantai pertama melewati kios oleh-oleh dan camilan milik Bagyo.

Perlu diketahui posisi kios oleh-oleh dan dawet berada di lantai dua pasar tersebut.

Beda dengan Bambang, Bagyo mengeluhkan keberatan atas kenaikan ongkos sewa.

"Besarnya tarif sewa saat ini Rp 25.000 per hari," terang Bagyo.

Ada desas desus sewa akan naik 100 persen menjadi  Rp 50.000 per hari. Tarif tersebut harus dibayar setiap hari, walaupun libur jualan.

"Untuk membayar sehari Rp  25.000 saja keberatan, lha ini kok harus naik menjadi Rp 50.000, mahal banget," papar warga Baledono itu.

Bagyo meminta bupati agar mengembalikan  jalur angkot melewati Pasar Baledono.

"Kami sudah menyalurkan aspirasi ke DPRD, mohon jalur angkot kembali lewat Pasar Baledono," ujarnya.

Kenyataannya para pedagang pasar hanya selalu mendapat janji tanpa bukti.

Istri Bupati Purworejo mendengarkan seksama keluhan itu.

"Kami akan menjembatani keluhan bapak," ujarnya kepada Bagyo seraya memanggil Kepala Bidang Perdagangan Dinas KUMKP Purworejo, Hartini.

Bagyo di depan kios oleh-oleh dan camilan miliknya. Tampak sepi pembeli. (w asmani/koranbernas.id)

Hartini menjelaskan akan koordinasi dengan pihak terkait supaya jalur angkot agar bisa kembali melewati Pasar Baledono.

Sedangkan tarif sewa harian akan dipelajari kembali. "Semuanya akan kami koordinasikan kembali," terang Hartini.

Hartini menuturkan sepinya Pasar Baledono dimungkinkan dampak dari maraknya perdagangan online.

“Kami sudah berusaha dengan berbagai cara. Beberapa waktu yang lalu kami mengadakan lomba mewarnai dan lomba menyanyi di Pasar Baledono lantai 3," terang dia.

Tujuannya  agar para orang tua yang mengantar anak,  bisa jalan-jalan dan berbelanja di pasar tersebut.

"Kami juga mencoba menyiapkan para pedagang dengan pasar online," papar Hartini.

Para pedagang akan dilatih jualan online dan nantinya Pasar Baledono menjadi base camp. (sol)