Kemarau, Warga Diminta Budayakan Hemat Penggunaan Air Bersih 

Kemarau, Warga Diminta Budayakan Hemat Penggunaan Air Bersih 
Danang Maharsa menyerahkan bibit pohon buah kepada kelompok petani di wilayah jering VIII, Sidorejo, Godean Sleman, Sabtu (8/6/2024). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Kuantitas air bersih diperkirakan bakal terus menyusut seiring datangnya musim kemarau. Karena itu, warga diimbau untuk mulai membudayakan hemat air bersih. Hal ini sebagai langkah antisipasi potensi terjadinya bencana kekeringan.

Selain itu, masyarakat juga diminta mulai mengoptimalisasi sumur dan saluran air agar kesulitan air bersih di masyarakat dapat terhindari. 

Saya mengimbau masyarakat tetap membudayakan hemat air. Meskipun tahun ini diperkirakan kemarau basah ya. Tapi hemat air tetap penting untuk dibudayakan. Lalu, pembuatan saluran pamsimas, perbaikan sumur. Barangkali ada yang bocor atau mampet mulai dicek dan dibenahi, kata Danang Maharsa usai acara penyerahan bibit pohon buah kepada kelompok petani di wilayah jering VIII, Sidorejo, Godean Sleman, Sabtu (8/6/2024).

Menurut Danang, langkah lainnya adalah gerakan penanam pohon harus dimasifkan, terutama pohon penyangga air demi keberlangsungan keseimbangan alam dan merawat lingkungan.

Langkah lainnya masyarakat harus gemar melakukan gerakan penanaman pohon. Kalau tidak kita mulai dari sekarang, kapan lagi. Biarkan anak cucu kita yang kelak akan menikmatinya, ujar Danang. 

Danang optimis dampak kemarau tahun ini diperkirakan tidak separah tahun 2023 lalu. Sebab, berdasarkan informasi dari BMKG, di tahun ini akan ada fenomena la nina atau kemarau basah. Hal itu berarti, meskipun memasuki musim kemarau tetapi tetap ada potensi hujan turun. 

Selain potensi masih ada hujan, dampak dari musim kemarau tahun ini lebih ringan karena tidak ada perbaikan skala besar di Selokan Mataram maupun saluran Van Der Wijck. Tahun lalu, lanjut Danang, bersamaan dengan kemarau panjang, juga ada perbaikan di dua saluran irigasi tersebut, sehingga mengakibatkan dampak kekeringan cukup parah terutama di Sleman bagian barat. 

Tahun ini saya optimis kemarau tidak separah tahun lalu. Meski begitu, kami juga tetap siap siaga dengan berbagai persiapan di BPBD Sleman, untuk menghadapi berbagai dampak yang mungkin akan ditimbulkan pada musim kemarau ini, kata Danang. 

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Bambang Kuntoro mengatakan, langkah antisipasi menghadapi bencana kekeringan telah dilakukan. Antara lain dengan mengajukan perpanjangan SK Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Kering maupun Basah dari  Juni hingga 31 Agustus 2024. Pihaknya juga telah menyiapkan anggaran droping air bersih bagi masyarakat yang kesulitan air bersih. Anggaran droping senilai Rp 15 juta. Jumlah tersebut bisa untuk droping lebih kurang 40 tangki air. 

Anggaran droping ini di DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran). Kalau nanti kurang di ABT (Anggaran Biaya Tambahan). Tapi harapannya tahun ini tidak ada droping air bersih ya. Jadi mudah-mudahan, anggarannya tidak digunakan. Karena anggaran itu hanya untuk antisipasi, kata Bambang. (*)