Kekeringan Jangan Jadi Peristiwa Tahunan

Kekeringan Jangan Jadi Peristiwa Tahunan

KORANBERNAS.ID -- Bupati Bantul Drs H Suharsono mengatakan kekeringan yang terjadi di sebagian wilayah kabupaten itu harus dicarikan solusinya untuk jangka panjang. Dengan begitu bencana kekeringan tidak menjadi peristiwa tahunan.

"Bantuan air bersih ini sifatnya penanganan sementara. Harus dicari solusi jangka panjang," kata bupati saat penyerahan bantuan air bersih dalam rangka HUT ke-47 Korpri di Dusun Siluk 2 Desa Selopamioro Imogiri, Rabu (18/9/2019).

Turut mendampingi staf ahli Bupati Sunarto SH MM dan Drs Totok Sudarto serta Camat Imogiri Dra Sri Kayatun.

Penanganan kekeringan bisa dilakukan dengan pembuatan sumur bor. Dana bisa diambilkan dari berbagai sumber seperti APBDes atau bantuan dana desa dari Pemkab Bantul yang besarnya Rp 1 miliar per desa.

Dana sedang diajukan ke Bapeda Bantul untuk anggaran tahun 2020 di luar Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) yang selama ini diterima.

"Kita akan berikan bantuan infrastruktur Rp 1 miliar setiap desa. Nanti akan kita konsultasikan memungkinkan tidak untuk pembuatan sumur bor. Kalau tidak kita oyak di perubahan. Intinya tahun 2020 harus sudah tertangani masalah kekeringan ini," kata bupati.

Setelah dibuat sumur bor, selanjutnya dibangun kamar mandi beberapa  unit di sekitar sumur untuk keperluan mandi umum.

“Jadi ketika kembali ke rumah, warga tinggal membawa air bersih untuk masak atau keperluan rumah tangga,” jelasnya.

Camat Sri Kayatun mengatakan di Desa Selopamioro sudah dibuat sumur bor dalam di RT 07 Siluk 1 dan Dusun Lanteng. Namun tampungan air  dan saluran belum tersedia.

"Akan kami dekatkan dengan DD dan ADD. Jika mungkin terbatas, akan kami gunakan anggaran bantuan ke desa di mana satu desa Rp 1 miliar seperti rencana Pak Bupati," katanya.

Dukuh  Siluk 2, Edi Siswanto, mengatakan mereka pernah melakukan pengeboran dan keluar air di kedalaman 200 meter.

Pengeboran pindah ke Siluk 1. Pada kedalaman 90 meter keluar air  kemudian dibor  lagi hingga kedalaman 60 meter. Total 150 meter dan 60 meter berupa air untuk kebutuhan warga sekitar. "Yang jadi masalah onderdil mesin air mahal dan langka," katanya.

Selain itu, debit air juga terbatas karena mereka menggunakan mesin 1 PK mengingat keterbatasan daya listrik.

"Beban listrik kami Rp 3 juta setiap bulan dan kami berharap ada kebijakan keringanan," katanya.

Teguh Nur Triono selaku Kasie Logistik BPBD Bantul mengatakan droping air dari Korpri sejumlah 30 tangki yang disebar ke beberapa lokasi. (sol)