Kasus Narkotika di Yogyakarta Turun, BNN Beri Apresiasi

Ada 1.212 narkotika jenis baru beredar di dunia.

Kasus Narkotika di Yogyakarta Turun, BNN Beri Apresiasi
Kepala BNN Komjen Pol Petrus Reinhard Golose. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Petrus Reinhard Golose mengapresiasi langkah Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Daerah Istimewa Yogyakarta menekan tumbuhnya peredaran narkotika di wilayahnya.

"Pada 2019, Yogyakarta masuk lima besar (peringkat provinsi yang banyak kasus narkotika). Namun kini sepuluh besar pun tidak," katanya kepada wartawan Senin (14/8/2023) di Artotel Suite Bianti Yogyakarta.

Menurut Reinhard, upaya BNNP Yogyakarta yang bekerja sama dengan seluruh stakeholder dalam Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) berhasil membuat tahanan narkotika tidak mencapai 40 persen.

"Ada 18 provinsi yang tahanan narkotikanya di atas 50 persen, Yogyakarta di bawah 50 persen," ujarnya.

ARTIKEL LAINNYA: Banyak Laporan Korban Salah Obat, Anggota Komisi IX DPR RI Sukamto dan Badan POM Gencar Sosialisasi

Operasi atau kegiatan yang saat ini dilakukan BNN adalah konsep war on drug atau perang terhadap narkoba, meskipun demikian yang paling diutamakan adalah soft approach.

BNNP Yogyakarta, lanjut Reinhard, sukses mengumandangkan sing against drug di sekolah-sekolah, yaitu belajar untuk menyatakan perang terhadap narkotika dengan bernyanyi.

"Ini merupakan sesuatu yang luar biasa bagi saya karena didukung sekolah dan guru-guru dalam kaitan dengan soft approach yang kita harapkan lebih bisa menekan lagi pengguna narkotika di kalangan muda," lanjutnya.

Dia juga menyebutkan ada 1.212 new psychoactive substances (NPS) atau narkotika jenis baru beredar di dunia. Sementara di Indonesia ada 92 jenis yang telah terdeteksi.

ARTIKEL LAINNYA: Masa Jabatan Berakhir, Ini Tujuh Pesan untuk Pengawas Pemilu di Bantul

"Di Indonesia yang dapat termonitor sekarang ada 92. Kemudian, yang banyak beredar di masyarakat namanya sintetik kanabinoid. Di Yogyakarta ada tapi sangat kecil, berbeda dengan di tempat lain," lanjutnya.

Dia menjelaskan, tren narkoba jenis NPS ini merupakan zat sintetis. Disebutkan, yang banyak beredar di masyarakat dengan nama synthetic cannabinoid atau ganja buatan.

Di Yogyakarta, lanjutnya, varian yang banyak ditemukan adalah cannabis, tapi ada juga yang menggunakan sabu atau metamfetamin. "Tidak banyak atau bisa dikatakan berkurang daripada dulunya," jelasnya. (*)