Jogja Historical Orchestra Mengawali Kotabaru Heritage Festival

Jogja Historical Orchestra Mengawali Kotabaru Heritage Festival
Salah satu adegan Jogja Historical Orchestra,  Rangkaian Kotabaru Heritage Festival, Kamis (6/7/2023). (anung marganto/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Jogja Historical Orchestra berjudul The Battle of Yogyakarta digelar Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Kamis (6/7/2023) malam, di Babon Aniem kawasan Kotabaru.

Dengan tema Jogja Kembali, kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi musik orkestra gamelan dan tarian-tarian kolosal dalam satu kemasan pertunjukan. Didukung tampilan visual grafis LED, acara itu semakin menarik.

Pentas ini digelar dalam rangka memperingati peristiwa bersejarah Jogja Kembali sekaligus menjadi salah satu rangkaian Kotabaru Heritage Festival yang digelar 6-9 Juli 2023 di Kawasan Kotabaru.

Pertunjukan ini juga menjadi media refleksi bagi generasi muda meneladani perjuangan pahlawan menegakkan kedaulatan negeri ini.

PJ Walikota Yogyakarta Singgih Rahardja menyatakan apresiasinya terhadap pelaksanaan Kotabaru Heritage Festival sekaligus launching Logo Kotabaru Heritage.

“Kotabaru sebagai sebuah kawasan wisata baru di Yogyakarta dengan mengusung ciri utama heritage, garden city, premium dan malam hari. Nilai jual yang dimiliki Kotabaru ini harus dikenalkan kepada masyarakat melalui aktivitas kegiatan di kawasan Kotabaru,”ungkap singgih.

Dia menambahkan Kotabaru Heritage Festival merupakan salah satu pintu masuk yang diharapkan dapat menghadirkan pengalaman wisata baru. Pengunjung tidak hanya memperoleh pengalaman what to see tetapi juga what to eat, what to buy dan what to do.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menyatakan Jogja Historical Orchestra merupakan sarana untuk mengenalkan kawasan Kotabaru sebagai sebuah kawasan bersejarah yang sarat akan memori perjuangan bangsa Indonesia khususnya pada masa revolusi.

“Kawasan yang dahulunya merupakan permukiman Kolonial menjadi salah satu kawasan penyangga perjuangan mempertahankan kemerdekaan karena digunakan sebagai markas tentara dan gudang senjata. Oleh karena itu, tahun ini Jogja Historical Orchestra digelar di Babon Aniem Kotabaru yang menjadi representasi kawasan ini,” tambah Yetti.

Yetti Martanti menjelaskan Jogja Historical Orchestra menjadi refleksi yang menggambarkan perjuangan Jogja secara kontekstual namun tetap selaras dengan perkembangan zaman.

“Hal ini terlihat dari kolaborasi yang ditampilkan para insan seni dalam menyajikan sebuah pertunjukan orkestra dengan lantunan lirik repertoar perjuangan dipadukan dengan gamelan, visual grafis dan tarian kolosal yang membangkitkan kenangan masa perjuangan,” jelasnya.

Dia berharap melalui orkestra ini generasi milenial dapat memaknai serta menyadari kebutuhan bangsanya dengan meneladani perjuangan para pendahulunya.

“Lewat kolaborasi sejarah dan seni diharapkan dapat memicu lahirnya aktivasi-aktivasi event sejarah dan kebudayaan lainnya khususnya di Kawasan Kotabaru sehingga citra Kotabaru sebagai kawasan wisata heritage semakin dikenal,” harapnya.

Rangkaian acara diawali dari penampilan seniman perkusi dilanjutkan acara puncak berupa kolaborasi pertunjukan orkestra gamelan dan tarian kolosal yang merepresentasikan alur cerita peristiwa Jogja Kembali.

The Battle of Yogyakarta digambarkan dalam sebuah gerakan tari kolosal yang menggambarkan setiap adegan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Kolonial.

Suasana semakin menggelora dengan iringan orchestra dan gamelan serta lirik-lirik lagu perjuangan. Penonton dibuat hanyut dalam spirit perjuangan masa revolusi lewat alunan lagu perjuangan seperti Tanah Airku, Gugur Bunga, dan Berkibarlah Bendera Negeriku.

Tidak hanya musik dan tari, penonton juga dibuat takjub oleh penampilan live action melukis Babon Aniem oleh seniman perupa Astuti Kusuma selama berlangsungnya acara.

Antusiasme terhadap pergelaran ini terlihat dari banyaknya pengunjung. Ini tampak dari beberapa penonton yang sayup-sayup ikut bersenandung ketika alunan lagu perjuangan dinyanyikan dengan iringan musik orkestra.

Jogja Historical Orchestra menjadi sebuah refleksi bagi generasi muda meneladani perjuangan bangsanya.

Diharapkan melalui pentas ini spirit perjuangan para pahlawan akan kembali hadir dalam setiap orang yang menyaksikannya.

Selain itu, pertunjukan tentang sejarah juga dapat menjadi media alternatif pembelajaran sejarah bagi generasi muda sehingga tertanam jiwa-jiwa nasionalisme untuk mencintai bangsanya.

Hadir dalam kesempatan ini Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya, bersama seniman Kota Yogyakarta. (*)