IKM Sulit Pasok Gula Rafinasi

IKM Sulit Pasok Gula Rafinasi
KORANBERNAS.ID, JOGJA -- Industri Kecil dan Menengah (IKM) saat ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku industri gula rafinasi. Persoalan ini terjadi karena tidak adanya pasokan bahan baku tersebut sejak Desember 2019 lalu.

"Banyak IKM yang menghentikan produksinya untuk sementara karena tidak ada bahan baku gula rafinasi ini," ungkap Ketua Umum Forum Transparansi Gula Nasional (FTGN ), Supriyanto Sardjowikarto di Yogyakarta, kemarin.

Menurut Supriyanto, minimnya pasokan gula rafinasi salah satunya karena kebijakan Kementerian Perdagangan yang belum juga menandatangani ijin impor row sugar. Padahal bahan baku itu digunakan untuk memproduksi gula rafinasi untuk industri makanan dan minuman.

Akibatnya pelaku IKM mengalami kerugian yang besar karena tidak bisa memproduksi makanan dan minuman. Mereka terpaksa merumahkan ribuan karyawan.

"Karenanya diharapkan pemerintah segera menyelesaikan permasalahan ini," ungkapnya.

Sementara Pelaku IKM yang memproduksi gula batu asal Bantul, Catur Wahyu mengaku tidak banyak memproduksi usahanya. Dikhawatirkan jika masalah tersebut tidak diselesaikan maka usahanya akan tutup. Sebab setiap harinya Catur membutuhkan sekitar 7-8 ton gula rafinasi.

"Usaha kami bisa tutup karena bahan baku untuk produksi gula batu tidak ada," ungkapnya.

Hal senada disampaikan pelaku IKM yang memproduksi gula merah di Ciamis, Jawa Barat, Darsan. Pengusaha ini kesulitan mendapatjkan bahan baku untuk mencukupi kebutuhan gula rafinasi mencapai 6 ton setiap hari.

"Kami kesulitan mendapatkan gula rafinasi. Padahal, kami selama ini diarahkan pemerintah untuk berkoperasi dan bermandiri ekonomi dengan membuat gula merah, kini malah dipersulit dengan kondisi seperti ini," imbuhnya.(yve)