IKM di Kalasan Ini Buktikan Bisa Menerapkan Teknologi Industri 4.0

IKM di Kalasan Ini Buktikan Bisa Menerapkan Teknologi Industri 4.0

KORANBERNAS.ID—PT Sinar Mulia Teknalum (PT Simultek) di Kalasan Sleman, mulai merintis penerapan teknologi 4.0. Langkah ini mendapat penampingan dari Kementerian Perindustrian dan juga PT Arkana Solusi Digital sebagai penyedia atau pemecah masalah (problem solver).

Untuk saat ini, PT Simultek, menjadi satu-satunya IKM yang mulai menerapkan teknologi 4.0 sekaligus menjadi pilot project di Indonesia. Namun ke depan, pihak kementerian berharap akan semakin banyak IKM melakukan langkah yang sama, dalam rangka untuk mendorong performa bisnis IKM di Indonesia.

Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut, Endang Suwartini mengatakan, penerapan teknologi 4.0 merupakan keniscayaan bagi IKM, termasuk IKM Logam, agar memiliki daya saing menghadapi era revolusi industri saat ini.

Para pekerja sedang serius melanjutkan proses produksi di workshop PT Simultek di Kalasan, (istimewa)

“Untuk itu, kami akan akan terus mendorong kolaborasi antara IKM Logam dengan startup penyedia teknologi untuk memasuki era revolusi industri 4.0,” kata Endang, disela-sela acara penutupan kegiatan “Pendampingan Pilot Project Implementasi Industri 4.0 Pada IKM Logam”, yang dihadiri oleh pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Jumat (6/12/2019).

Endang Suwartini mengatakan, pemerintah akan memberikan pendampingan kepada IKM agar bisa menerapkan teknologi industri 4.0. Salah satunya dengan menggunakan inovasi teknologi digital.

Namun, untuk mengarah ke sana, IKM memang harus mau membuka diri dan siap melakukan banyak perubahan agar bisa lebih maju dan berkembang.

Dalam pendampingannya, PT Arkana Solusi Digital, kata Endang, merancang modul produksi dari IKM, mengkonfigurasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP) sesuai kebutuhan IKM, dan melatih karyawan perusahaan untuk menjalani user training aplikasi sistem ERP.

Sistem ERP ini memungkinkan PT Sinar Mulia Teknalum melakukan perencanaan produksi dengan lebih mudah, mendapatkan informasi efisiensi proses produksi, mengevaluasi kapasitas mesin, dan efektivitas tenaga kerja di lapangan.

Karyawan sedang menyelesaikan pesanan arm rest dari rekanan untuk diekspor. (Warjono/koranbernas.id)

“Hal ini berguna bagi IKM untuk dapat melakukan evaluasi dan pengembangan terhadap proses-proses yang belum efisien, dan melihat ketercapaian visi dan misi perusahaan,” tambah Endang.

Diakui Endang, masih banyak IKM yang belum terbuka untuk menggunakan aplikasi startup untuk industri. Padahal dengan menerapkan teknologi digital, segala persoalan yang dihadapi IKM bisa teratasi.

“Semua itu kan investasi. Tapi sesungguhnya untuk zaman sekarang tidak ada yang sulit. Berkembangnya startup, menjadikan upaya penerapan teknologi 4.0 haruslah menjadi lebih mudah dan terjangkau,” katanya.

Memang investasi teknologi dan SDM awalnya terbilang mahal. Tapi hasil yang diperoleh IKM sangat maksimal.

“Yang paling penting, IKM harus punya komitmen untuk berubah. Ini sesuatu yang baru dan akan kami sosialisasikan karena penggunaan teknologi digital dibutuhkan oleh IKM,” katanya.

Komisaris PT Sinar Mulia Teknalum Fakhrurrozi Nurhidayat, mengaku mendapatkan banyak pengetahuan dan ilmu, untuk mendorong performa perusahaan.

Dia mengatakan, pemanfaatan teknologi digital bisa mendorong efisiensi. Dengan aplikasi digital ini, pihaknya bisa meningkatkan angka produksi.

PT Simultek, mampu menjadi pemasok (supplier) pada industri lokal meliputi produk otomotif, sparepart mesin, alat-alat rumah tangga dan barang-barang mebel. Belakangan, perusahaan ini juga mendapatkan pesanan arm rest dari sebuah perusahaan karoseri ternama yang kemudian akan mengekspornya.

“Kalau dulu tidak menggunakan aplikasi, kami bekerja dengan cara manual dan sangat tidak efesien. Banyak mesin yang menganggur dan lain sebagainya. Tapi dengan aplikasi ini, kami lebih bisa memantau setiap proses bisnis dengan lebih mudah, cepat dan akurat. Dampaknya apa?. Tentu saja manajemen akan lebih cepat mengetahui hal-hal yang tidak baik dan bisa sesegera mungkin mengambil keputusan. Sangat memudahkan dan jelas efisien,” katanya. (SM)