Gusti Putri Sedih, Baru 30 Persen Perempuan di DIY Bersedia Divaksin
KORANBERNAS ID, YOGYAKARTA – Di tengah masifnya kegiatan vaksinasi yang diselenggarakan di seluruh Indonesia, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta, ternyata masih banyak perempuan di DIY yang enggan divaksin. Dari 75,74 persen total target 2.870.000 warga Yogyakarta, baru 30 persen perempuan DIY yang melakukan vaksinasi Covid-19.
"Vaksinasi DIY lebih dari 70 persen, tapi yang agak membuat sedih adalah perempuannya baru 30 persennya," ujar Kanjeng Gusti Bendoro Raden Ayu Adipati (KGBRAy) Paku Alam X, salah satu inisiator Gerakan Kemanusiaan Republik (GKR) Indonesia, di sela vaksinasi disabilitas dan umum di Taman Pintar, Kamis (23/09/2021).
Rendahnya kemauan perempuan untuk ikutserta divaksin dikarenakan beberapa hal. Salah satunya, kebanyakan perempuan ini adalah ibu rumah tangga yang merasa aman, karena tidak pergi kemana-mana dan tidak beinteraksi dengan orang lain.
Selain itu, karena beberapa peremuan, terutama yang lansia, memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Mereka memiliki kekhawatiran bila divaksin akan mempengaruhi penyakitnya.
"Hal ini sangat disayangkan, karena vaksin ini tidak hanya untuk dirinya, tapi juga untuk orang lain. Perlu edukasi kepada para perempuan di DIY untuk mau divaksinasi. Sebab vaksinasi ini sangat penting untuk mencapai kekebalan komunal di DIY," kata Gusti Putri.
"Biasanya wanita itu mau vaksin kalau yang mengajak sesama perempuan. Monggo, sesama perempuan ikut berperan mengajak perempuan lain ikut vaksinasi agar Jogja bisa segera masuk zona hijau," lanjut istri Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X, tersebut.
Ketua Percepatan Vaksinasi Covid-19 DIY, Sumadi, menambahkan Pemda DIY terus gencar melakukan percepatan vaksinasi untuk semua kalangan, termasuk perempuan. Hal ini dilakukan agar pada akhir September 2021 mendatang target vaksinasi di DIY bisa mencapai 80 persen.
Anggota keluarga, seperti suami dan anak-anak pun, diminta untuk proaktif mengajak para perempuan di rumahnya untuk ikut vaksinasi. Selain itu, organisasi, asosiasi maupun lembaga perempuan lainnya pun diminta untuk mengkampanyekan vaksinasi bagi perempuan di DIY.
"Sehingga kegiatan pendidikan, ekonomi dan lainnya bisa berjalan lagi," tandasnya.
Sedangkan Penggerak Peduli Anak Istimewa, Satya Bilal, menjelaskan vaksinasi di Taman Pintar kali ini diikuti sekitar 500 kaum disabilitas dan 1.000 masyarakat umum. Untuk kaum disabilitas, vaksinasi yang diberikan merupakan dosis kedua.
Sedangkan untuk 1.000 masyarakat umum, vaksinasi kali ini merupakan dosis pertama. Dari jumlah tersebut, sekitar 400 atau 40 persen peserta merupakan penyintas Covid-19.
"Para penyintas itu kan belum pernah divaksin karena sempat terpapar covid-19. Mereka kesulitan untuk mengakses vaksinasi setelah sembuh. Karenanya kami memberikan kesempatan untuk mereka ikut vaksinasi kali ini," ujarnya. (*)