Gubernur BI Ikut Panen Cabai di Sleman

Gubernur BI Ikut Panen Cabai di Sleman

KORANBERNAS.ID--Dalam tiga tahun terakhir, cabai merah dan cabai rawit menjadi salah satu komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Padahal DIY memiliki sentra produksi cabai di Kabupaten Sleman yang tersebar di 6 Kecamatan dengan lahan seluas total 1.400 hektar yang digarap oleh 6.500 orang petani.

Berdasarkan riset yang dilakukan Bank Indonesia (BI) DIY, ditemukan fakta bahwa volatilitas harga cabai dipengaruhi oleh kesenjangan informasi (assymetric information) karena distribusi informasi yang tidak merata.

Antar petani tidak saling memiliki informasi yang lengkap. Hal ini menyebabkan pola tanam sering berbenturan, sehingga panen bersamaan membuat harga rendah.

Berdasarkan identifikasi BI di lapangan, terdapat hal lain yang menjadi tantangan petani pada waktu itu. Antara lain budidaya yang masih dilakukan secara konvensional, pengendalian hama pathek, kekurangan pasokan air terutama di musim kemarau dan penjualan hasil panen cabai masih dilakukan sendiri-sendiri sehingga daya tawar petani rendah.

Dalam rangka melaksanakan salah satu kebijakan Bank Indonesia, yaitu stabilitas moneter melalui peningkatan kapasitas ekonomi pelaku UMKM dan mengurangi tekanan inflasi pada komoditas volatile food (dari sisi pasokan), Bank Indonesia Yogyakarta melaksanakan Program Pengembangan Klaster Cabai di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman.

Program ini dilaksanakan dengan menyasar dua Kelompok Tani (KT) yaitu KT Sido Makmur dan KT Taruna Bumi, tepatnya di Pondok I dan Pondok II, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman.

Program pendampingan dilaksanakan secara multiyears (periode 2017–2019) dan menyeluruh (end to end cyle), meliputi pendampingan peningkatan produktifitas, penguatan kelembagaan, akses pemasaran dan hilirisasi.

Dalam kunjungan kerjanya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, cabai adalah produk komoditas bahan pokok yang saat ini harganya masih cukup bagus.

Perry berpesan kepada petani untuk selalu menyedekahkan hasil yang didapat, agar manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat luas.

“Jangan lupa kepada para petani, setelah dibangun embung ini dan hasil produksi meningkat, untuk selalu bersedekah. Agar rezeki yang didapat selalu berkah,” paparnya di sela-sela panen perdana demplot cabai dengan penerapan teknologi pertanian irigasi drip dan pupuk hayati di Kecamatan Ngemplak, Sleman, Minggu (22/9/2019).

Tidak hanya ikut memanen cabai bersama petani, Gubernur BI didampingi Bupati Sleman Sri Purnomo ikut mencoba kesenian gejog lesung bersama ibu-ibu tani di area persawahan Kecamatan Ngemplak.

Selanjutnya, Perry juga melakukan serah terima PSBI dan peletakan batu embung seluas 645 m2 kepada Kelompok Tani Sido Makmur dan Kelompok Tani Taruna Bumi.

Embung ini diperkirakan mampu mengairi lahan cabai seluas 53 hektar. Dengan pasokan air yang cukup, diharapkan mampu memperpanjang masa usia panen cabai, sehingga produktifitas cabai lebih optimal.

“Keberadaan embung dimaksud, selain bermanfaat bagi kelompok tani mitra binaan BI, juga akan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar baik untuk pengairan lahan cabai maupun tempat wisata baru,” pungkasnya.

Dalam rangka mendorong peningkatan produktifitas cabai dan memberikan nilai tambah, BI DIY dan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman memfasilitasi demonstration plot demplot di lahan seluas 7 hektar yang menerapkan teknologi pertanian terkini bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.

Pada 2017 demplot pengendalian hama terpadu. Dilanjut pada 2018 demplot pembenihan cabai ramah lingkungan dan penggunaan pupuk ramah lingkungan dan pada 2019 demplot irigasi drip dan penerapan pupuk hayati.

Untuk mendukung demplot, melalui dana Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), BI memfasilitasi screen house penangkaran benih, laboratorium bacilluss dan alat mesin pertanian.

Hasil pembelajaran di demplot ini, diharapkan dapat direplikasi di seluruh lahan anggota kelompok tani, sehingga akan meningkatkan produksi cabai secara kuantitas dan kualitas. (SM)