Gatotkaca Wirajaya Memukau Ribuan Penonton di WJNC 2024

Gatotkaca adalah tokoh favorit Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Gatotkaca Wirajaya Memukau Ribuan Penonton di WJNC 2024
Penampilan peserta Wayang Jogja Night Carnival 2024 di kawasan Tugu Yogyakarta. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Gemerlap lampu dan gegap gempita musik memenuhi kawasan Tugu Yogyakarta, Senin (7/10/2024) malam, saat lebih dari seribu seniman memadati jalan dalam gelaran Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) ke-9.

Karnaval yang mengusung tema Gatotkaca Wirajaya ini bukan sekadar parade budaya biasa namun telah bertransformasi menjadi perpaduan memukau antara tradisi wayang dengan teknologi modern.

WJNC 2024 merupakan bukti nyata bahwa tradisi wayang bisa dikemas secara kontemporer tanpa kehilangan nilai-nilai luhurnya," ujar Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, melalui video yang diputar saat pembukaan perhelatan tersebut.

Event yang menjadi puncak perayaan HUT ke-268 Kota Yogyakarta ini menampilkan dua kendaraan (vehicle) megah yang merepresentasikan Candradimuka dan Kurusetra, mengajak penonton menyelami kisah kepahlawanan Gatotkaca melalui orkestra visual 14 kemantren se-Kota Yogyakarta.

Roda ekonomi

Di balik kemegahan visual yang ditampilkan, WJNC memberikan dampak signifikan bagi perekonomian lokal. Event yang digelar di sepanjang Sumbu Filosofi Yogyakarta ini menjadi penggerak roda ekonomi bagi UMKM, usaha jasa, dan sektor perdagangan di sekitar lokasi.

"Tahun lalu, gelaran WJNC berhasil menggerakkan ekonomi kreatif dan pariwisata secara signifikan. Tahun ini, dengan masuknya event ini ke dalam Top 10 Karisma Event Nusantara, kami optimis dampaknya akan lebih besar," ungkap Sandiaga Uno.

Pj Walikota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, mengungkapkan pemilihan tokoh Gatotkaca bukan tanpa alasan. "Gatotkaca adalah tokoh favorit Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Figur ini merepresentasikan nilai-nilai kesetiaan, keberanian, dan pengabdian yang sangat relevan dengan semangat Yogyakarta saat ini," jelasnya.

Prestasi membanggakan turut mewarnai penyelenggaraan WJNC tahun ini. Setelah konsisten masuk dalam Kalender Karisma Event Nusantara sejak 2021, karnaval ini berhasil menembus jajaran Top 10 pada tahun 2024. Pencapaian ini semakin mengukuhkan posisi WJNC sebagai salah satu agenda wisata nasional unggulan.

Berbasis budaya

Keberhasilan WJNC sejalan dengan visi pengembangan ekonomi kreatif Daerah Istimewa Yogyakarta yang berbasis budaya. Event ini diharapkan dapat mendorong transformasi ekonomi melalui pengembangan ekosistem kreatif yang unggul dan berdaya saing global.

"WJNC bukan sekadar karnaval tahunan. Ini adalah manifestasi dari komitmen kami untuk menjadikan seni dan budaya sebagai penggerak ekonomi kreatif," tegas Sugeng.

Yang menarik, WJNC kali ini tidak hanya menampilkan talenta lokal Yogyakarta. Peserta dari tujuh daerah di Indonesia turut memeriahkan karnaval, termasuk Kalimantan Utara, Medan, Padang Pariaman, Barito Timur, Ponorogo, Bandung dan Semarang.

"Kehadiran peserta dari berbagai daerah ini membuktikan bahwa WJNC telah menjadi wadah kolaborasi seni budaya nasional," kata Sugeng Purwanto.

Esensi wayang

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan WJNC ke-9 menghadirkan perpaduan unik antara seni koreografi, busana, musik kontemporer, dan permainan pencahayaan modern. Meski mengadopsi teknologi terkini, event ini tetap mempertahankan esensi wayang sebagai media penyampai nilai-nilai luhur.

"Di tengah arus modernisasi, WJNC membuktikan bahwa tradisi dan inovasi bisa berjalan beriringan. Inilah yang membuat Yogyakarta istimewa," katanya.

Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, dari seniman profesional hingga mahasiswa, WJNC telah membuktikan diri sebagai contoh sukses bagaimana sebuah event budaya dapat memberikan dampak multi-dimensi, mulai dari pelestarian tradisi hingga pengembangan ekonomi kreatif.

Malam itu, ribuan penonton yang memadati sepanjang rute karnaval menjadi saksi bagaimana sosok Gatotkaca yang gagah berani tidak hanya hidup dalam kisah pewayangan, tetapi juga dalam semangat Kota Yogyakarta yang terus bergerak maju tanpa melupakan akar budayanya. (*)