Fotografer Kawakan Oscar Matuloh Dianugerahi Gelar Empu Ageng
KORANBERNAS.ID – Melalui Sidang Senat Terbuka yang dijadwalkan berlangsung Rabu (18/9/2019), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta akan memberikan anugerah gelar kehormatan Empu Ageng kepada pewarta foto kawakan, Oscar Motuloh.
Dalam konferensi pers di rektorat kampus setempat, Senin (16/9/2019), Rektor ISI Yogyakarta Prof Dr M Agus Burhan M Hum menyatakan penganugerahan gelar kehormatan Empu Ageng sudah melalui berbagai pertimbangan serta proses diskusi yang panjang di kalangan sivitas akademika maupun institusi dan lembaga di luar kampus.
"Kami menelusuri rekam dan jejak karier, aktivitas dan pengabdiannya di bidang fotografi bagi dunia pendidikan. Akhirnya kami memutuskan Oscar Motuloh pantas menerima anugerah tersebut," ujarnya.
Adapun promotor penganugerahan gelar tersebut adalah Prof Drs Soeprapto Soedjono MFA Ph D dengan kopromotor Dr Edial Rusli S MSn.
Didampingi jajarannya, rektor menjelaskan, berdasarkan Statuta ISI Yogyakarta Pasal 24 ayat (1) disebutkan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta dapat memberikan gelar doktor kehormatan (Doctor Honoris Causa) dan gelar Empu Ageng bagi seseorang yang memiliki dan telah berjasa luar biasa dalam bidang seni dan kebudayaan.
Empu Ageng merupakan gelar kehormatan yang setara dengan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC).
Bedanya, gelar HC diberikan oleh ISI Yogyakarta kepada seseorang yang memenuhi pertimbangan keilmuan, kontribusinya terhadap dunia pendidikan, kemanusian, seni dan budaya.
Sedangkan Empu Ageng merupakan gelar yang diberikan kepada seseorang atas pertimbangan proses dan jejak berkarya serta kontribusinya terhadap pendidikan, kemanusian, seni dan budaya yang luar biasa.
“Pemberian gelar Empu Ageng untuk Oscar Matuloh ini melalui pertimbangan dan proses yang panjang. Prosesnya dari bawah dimulai dari usulan dan Rapat Senat Fakultas Seni Media Rekam ke Rapat Senat ISI Yogyakarta,” kata rektor.
Dua gelar itu diberikan kepada mereka yang dinilai menorehkan jejak sejarah penting dalam keilmuan yang ditekuninya. "Proses penganugerahan gelar kehormatan Honoris Causa dan Empu Ageng merujuk pada ketentuan yang berlaku," jelasnya.
Fotografi jurnalistik
Soeprapto Soedjono menambahkan, perjalanan panjang Oscar Motuloh menggeluti fotografi dirasakan membawa dampak positif di bidang ini. “Gelar Empu Ageng untuk Oscar Motuloh ini merupakan penghargaan terhadap dunia fotografi khususnya fotografi jurnalistik,” kata dia.
Kopromotor Edial Rusli mengatakan pemberian gelar kehormatan kepada fotografer kelahiran Surabaya 17 Agustus 1956 ini merupakan yang pertama dari pemberian anugerah kehormatan di bidang fotografi.
Oscar Motuloh menginisiasi Biro Foto Antara menjadi divisi mandiri. Selain itu, dia juga membidani lahirnya Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) sekaligus kurator di lembaga tersebut.
Perjalanan karier professional Oscar Matuloh sebagai fotografer sejak era 1990-an berhasil mencatatkan berbagai prestasi. Bahkan Oscar beberapa kali mengadakan pameran tunggal.
Satu di antara pameran tunggalnya yang menonjol adalah Soulscape Road atau Lintasan Saujana Jiwa yang pernah dipamerkan hingga ke Tropen Museum Amsterdam Belanda pada 2011.
Selain sebagai fotografer, Oscar juga aktif sebagai pembicara, editor, dan kurator fotografi. Dia juga aktif di berbagai medan pengabdian mulai dari dimensi sejarah maupun kemanusiaan.
Darma baktinya di bidang pengembangan pendidikan fotografi jurnalistik sudah selayaknya memperoleh penghargaan.
Secara keseluruhan, bagi kampus seni tersebut penganugerahan gelar kali ini merupakan yang ke-8 kalinya. Pertama kali gelar kehormatan Empu Ageng diberikan kepada Cokrowarsito untuk bidang Seni Pertunjukan/Seni Karawitan pada 21 Juli 2004.
Berikutnya, gelar kehormatan Empu Ageng diberikan kepada Edhi Sunarso, bidang Seni Rupa/Seni Patung pada 14 Januari 2010, Ki Cermo Manggolo (Timbul Hadi Prayitno) menerima gelar kehormatan Empu Ageng bidang Seni Pertunjukan/Seni Pedalangan pada 28 Mei 2011.
Gubernur DIY yang juga Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hemengku Buwana X menerima gelar kehormatan Doctor Honoris Causa bidang Kesenian dan Kebudayaan pada 27 Desember 2011.
Disusul kemudian Abas Alibasyah menerima gelar kehormatan Empu Ageng bidang Seni Rupa/Seni Lukis pada 28 Mei 2012, Nyoman Gunarsa mendapatkan gelar kehormatan Doctor Honoris Causa bidang Seni Rupa/Seni Lukis pada 14 Juli 2012.
Terakhir kali, I Gusti Ngurah Putu Wijaya SH menerima gelar kehormatan Doctor Honoris Causa bidang Seni Pertunjukan/Seni Teater pada 21 Februari 2018.
Kopromotor Edial Rusli menambahkan, usai penganugerahan gelar Empu Ageng untuk Oscar Matuloh, diadakan pameran di galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta. (sol)