Era Digital, Bikin Konten Tak Bisa Asal-asalan

Era Digital, Bikin Konten Tak Bisa Asal-asalan
Talkshow “JNE Ngajak Online” di Yogyakarta, Kamis (7/7/2023). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Membuat konten untuk bahan promosi usaha ternyata tak boleh asal-asalan.

Pemilik salah satu coffee shop ternama di Yogyakarta bernama Kaktus Coffee mengungkapkan, pembuat konten harus tahu tujuan membikin konten dimaksud.

“Karena pastinya kan kita buat konten untuk promosi usaha kita. Gimana caranya kita membuat konten yang terlihat natural dengan mencari referensi tren konten yang lagi berkembang, belajar tentang format konten, dan harus ada nilai tambah dari orang yang menonton video yang kita buat,” kata Selma Dena, influencer & owner Kaktus Coffee, saat hadir dalam acara talkshow “JNE Ngajak Online” di Yogyakarta, Kamis (7/7/2023).

Selma menyatakan, bahwa untuk terus mengikuti tren terkini menjadi tantangan tersendiri. “Berbicara soal konten, kita harus tahu tujuan bikin konten itu untuk apa,” katanya.

Pemateri lainnya, Ewindha Sari pemilik GOTOSOVIE mengatakan, awal ia merintis usahanya juga penuh lika-liku dan tidak mulus. Dengan berpartner bersama suami, Ewindha terus mengembangkan GOTOSOVIE melalui cara-cara digital dengan cara brainstorming.

“Jadi GOTOSOVIE itu berdiri dari sistem marketing di Facebook dengan cara tag, multiply, yang saat ini bahkan fiturnya udah enggak ada. Dari cara-cara tersebut, terlihat perkembangan marketing dari 2009 sampai 2023 itu sangat berbeda dan cepat. Untuk itu orang-orang harus kreatif untuk mencapai hal tersebut. Melalui kreativitas, kita harus memberikan benang merah yang membuat brand kita beda dari yang lain. Untuk membedakan itu bisa melalui desain, pesan, atau nilai-nilai,” kata Windha.

Talkshow “JNE NGajak Online” digelar oleh JNE, dengan mengajak ratusan pelaku UMKM yang ada di Jogja.

Sebagai perusahaan logistic, JNE berusaha untuk memberi wadah bagi UKM untuk belajar. Kurnia Nugraha selaku Head of Media Communication JNE, mengatakan, pihaknya melihat industri kreatif di Yogyakarta yang terus berkembang.

“Yogyakarta itu gak kekurangan orang kreatif. Jadi Jogja ini bisa dibilang salah satu pusat industri kreatif. Untuk membuat konten sendiri kan memang butuh kreatifitas. Semoga setelah JNE kasih wadah melalui JNE Ngajak Online ini, kami berharap teman-teman UKM Yogyakarta yang hadir saat ini akan dapat insight dari acara ini dan semoga teman-teman UKM bisa langsung praktek untuk produknya,” katanya.

Selain mewadahi teman-teman UKM melalui program, dukungan JNE juga tertuang pada Roket Indonesia, aplikasi pengiriman barang instan yang telah hadir di 62 cabang kota di Indonesia. Roket merupakan bentuk inisiasi JNE guna menggali potential market serta memanjakan customer.

Sebagai salah satu pionir jasa ekspedisi di Indonesia, JNE akan terus menunjukkan komitmen dan konsistensinya dalam membantu Indonesia, salah satunya dengan memberikan edukasi untuk UKM mengenai strategi penjualan di era digital untuk meningkatkan potensi usahanya.

Sudah enam tahun lamanya JNE mengajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM) untuk meningkatkan potensinya dalam strategi penjualan di era digital melalui program JNE Ngajak Online yang dilakukan di 10 kota besar di Indonesia. Kini, JNE Ngajak Online hadir kembali di Yogyakarta bertajuk “Creativolution” yang dilaksanakan secara hybrid, dengan menghadirkan pembicara dari berbagai latar belakang bisnis model.

Adi Subagyo, Kepala Cabang JNE Yogyakarta menambahkan, sesuai dengan komitmen perusahaan, JNE sangat mendukung UKM yang ada di Indonesia.

“Tema acara ini adalah Creativolution, bagaimana kita bisa berkreatif menjadi lebih baik, dan berevolusi menjadi manfaat bagi orang lain. Rupanya, di Yogyakarta sendiri terdapat 64% pebisnis wanita. Sara ini merupakan kesempatan bagi teman-teman yang ingin belajar memulai bisnis. Harapannya bisnis semakin berkembang,” imbuhnya. (*)