Embarkasi Haji Cocok Dibangun di Kawasan Pantai Selatan Bantul

Untoro Hariadi yang juga seorang dosen ini memiliki beragam ide untuk membuat hal baru di Kabupaten Bantul.

Embarkasi Haji Cocok Dibangun di Kawasan Pantai Selatan Bantul
Kawasan pantai di selatan Kabupaten Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kabupaten Bantul memiliki bentang pantai selatan sepanjang 13,8 kilometer yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Pada sisi paling barat adalah Pantai Pandansimo masuk wilayah Kapanewon Srandakan.

Sedangkan paling timur Pantai Cemara Sewu Parangtritis di wilayah Kapanewon Kretek. Selain pantai, wilayah selatan Bantul juga memiliki gumuk pasir Barchan. Gumuk pasir ini hanya ada dua di dunia yakni di Meksiko dan di Bantul.

“Tentu potensi yang dimiliki tersebut harus ditata, dikelola dan dimaksimalkan bagi kepentingan masyarakat Bantul. Sehingga memberikan peningkatan kesejahteraan. Sejatinya pembangunan harus rahmatan lil alamin atau memberi rahmat bagi semua manusia,” kata Dr Untoro Hariadi, Calon Bupati Bantul 2024, saat berbincang dengan koranbernas.id di Waroeng Omah Sawah, Selasa (24/9/2024) siang.

Untoro Hariadi yang juga seorang dosen ini memiliki beragam ide untuk membuat hal baru di Kabupaten Bantul dengan memaksimalkan potensi yang ada. Tidak semata meningkatkan kesejahteraan, namun juga bagaimana mampu meningkatkan kerukunan masyarakat.

Jiwa handarbeni

Selain itu, juga meningkatkan rasa syukur dan keimanan kepada Sang Pencipta, mampu meningkatkan kualitas pendidikan, bisa melestarikan sejarah dan peradaban serta bagaimana menumbuhkan jiwa handarbeni dan kebanggaan masyarakat terhadap Bantul.

“Maka ketika saya bicara mengenai Bantul baru, ada sesuatu yang sudah saya konsep dan pikirkan bersama calon wakil saya Pak Wahyudi Anggoro Hadi. Saya pasti akan meminta masukan para ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk semakin memajukan kabupaten ini,” kata Untoro yang pernah menjadi Staf Ahli Bupati Bantul HM Idham Samawi tersebut.

Di antaranya, lanjut Untoro, jika diberi amanah menjadi pemimpin Bantul yang akan dilakukan adalah pengembangan wisata religi dengan berdimensi tiga.

“Yakni Ilahiyah, bagaimana membangun hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Kemudian, dimensi horisontal yakni membangun hubungan antar-manusia dan hubungan sosial serta dimensi alam atau lingkungan yakni bagaimana menjaga kawasan tetap lestari,” ungkapnya.

Embarkasi haji

Di Bantul, menurut Untoro, kawasan yang bisa dibangun mulai sisi barat hingga timur. Misalnya wisata religi dengan membangun embarkasi haji di kawasan Pantai Selatan, tentu pembangunannya tidak merusak lingkungan.

Dia menilai kawasan itu sangat strategis jika dibangun embarkasi haji dan lokasi manasik dalam satu area. Lokasi itu akan dikoneksikan dengan Makam Syeh Bela Belu di Parangtritis, makam raja-raja di Imogiri dan pusat kerajaan Mataram Islam di Kapanewon Pleret.

“Nanti akan dibuat maket atau grand desain. Barulah kita akan  mencari investor untuk pembangunan kawasan wisata religi ini. Saya yakin akan banyak yang mau, dan kawasan selatan akan semakin maju,” kata Untoro.

Daya tarik

Dengan beroperasinya Bandara YIA di Kulonprogo, Untoro yakin Kabupaten Bantul akan merasakan manfaatnya dengan banyaknya wisatawan atau pengunjung yang datang karena ada daya tarik area wisata religi.

Harapannya ketika orang turun dari bandara YIA, mereka akan singgah dan berkunjung ke Bantul.  Hal ini akan semakin menggairahkan sektor lain. Misal saja penginapan dengan ramainya tamu yang menginap homestay, belanja di pusat oleh-oleh, rumah makan, parkir dan dampak lain yang dirasakan langsung masyarakat.

“Jadi orang berkunjung ke Bantul nanti akan menginap di Bantul juga. Karena memang banyak lokasi yang bisa dikunjungi di Bantul dengan beragam potensi dan ciri khas masing-masing,” katanya.

Satu lagi, wisata religi yang tidak kalah menariknya adalah kawasan Candi Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Ganjuran. Prosesi ibadah di gereja tersebut menggunakan tradisi Jawa. "Ini harus dilestarikan," kata Untoro..   

Bukan hanya wisata religi, Untoro juga ingin kawasan selatan menjadi kawasan wisata edukasi khususnya peternakan. Di Bantul banyak sentra sate kambing dengan kebutuhan 700 ekor setiap hari. “Ini menjadi potensi pengembangan ekonomi bagi masyarakat dengan pembangunan kandang kelompok skala besar,” ungkapnya.

Wisata edukasi

Sekaligus lokasi tersebut bisa menjadi tempat berkunjung atau studi banding dari wilayah lain serta wisata edukasi bagi anak-anak dan pelajar.

“Kita menata sisi barat untuk pendidikan termasuk wilayah Pajangan, sisi tengah untuk peternakan dan juga wisata religi, lalu sisi timur wisata religi dan wisata sejarah. Saya yakin dengan penataan dan pengembangan seperti ini, Bantul baru seperti yang saya angankan bisa terwujud,” tandas Untoro. (*)