Disparitas Harga BBM, Pertashop Kebumen Tak Laku

Disparitas Harga BBM, Pertashop Kebumen Tak Laku

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Adanya perbedaan harga yang mencolok atau disparitas harga antara pertalite dan pertamax mengakibatkan penjualan pertamax di sebagian besar pertashop di Kebumen anjlok. Penurunan bahkan mencapai 70 persen, pasca kenaikan harga BBM, Sabtu (3/9/2022) pekan kemarin.

Beberapa petugas pertashop kepada koranbernas mengungkapkan, penurunan penjualan pertamax mulai terasa, ketika harganya naik menjadi Rp 12.500. Setelah naik menjadi Rp 14.500, sementara harga pertalite Rp 10.000, penurunan penjualan pertamax makin terasa.

"Sebelum ada kenaikan harga pertamax, sehari bisa laku 1000 liter, sekarang paling banyak 300 liter," kata Rohmad, seorang petugas pertashop di Kecamatan Klirong, Rabu (7/9/2022).

Rohmad mengungkapkan konsumen pertamax yang masih bertahan tetap membeli dengan nominal sama. "Yang biasa membeli Rp 10.000 saya layani, umumnya pelajar," tutur Rohmad.

Beberapa waktu lalu, Ketua Hiswana Migas Kedu, Sutarto Merti Utomo mengungkapkan hal yang sama, adanya penurunan penjualan pertamax di pertashop. Keadaan ini tidak menguntungkan pemilik pertashop yang memperoleh modal usaha dari perbankan. Di wilayah eks Karesidenan Kedu, jumlah Pertashop 300-an unit.

Pertashop sebuah bisnis BBM yang dikelola swasta. Keberadaan pertashop merupakan tindak lanjut kesepahaman Kementerian Dalam Negeri dan Pertamina, untuk mewujudkan harga BBM satu harga di pelosok. Bahan bakar minyak yang dijual hanya pertamax. Pertashop yang paling terdampak, yang lokasinya berdekatan dengan SPBU yang menyediakan pertarlite. (*)