Dikukuhkan Jadi Profesor Berkat Meneliti Bunga Rosella

Dikukuhkan Jadi Profesor Berkat Meneliti Bunga Rosella

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Vaksin Covid-19 saat ini masih dalam tahap pengujian. Di beberapa negara, tahapan-tahapan panjang dilewati untuk secepatnya dapat menemukan formula terbaik dan efektif melawan wabah global ini.

Di Indonesia, vaksin Covid-19 yang diberi nama vaksin merah putih yang mulai disosialisasikan pemerintah digadang-gadang akan efektif mulai digunakan akhir 2021.

Saat ini, cara yang paling manjur mencegah tertular dari Covid-19 hanya dengan satu cara yaitu secara sadar menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan adalah hal-hal wajib yang harus secara sadar ditanamkan kepada setiap individu.

Selain itu, melakukan olahraga teratur dan makan makanan bergizi tidak bisa lepas dari gaya hidup sehat yang harus pula dilakukan.

Indonesia adalah negara yang sangat kaya sumber daya alam dengan keanekaragaman hayati peringkat dua terbesar di dunia setelah Brazil. Kekayaan dan kekhasan keanekaragaman hayati (Kehati) tersebut menjadi tulang punggung kehidupan ratusan etnis yang dipercaya dapat membantu meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh terhadap penyakit termasuk paparan Covid-19.

“Pandemi covid-19 telah membawa perubahan besar, tidak hanya bidang kesehatan, tetapi juga bidang ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya. Pandemi ini menuntut kita kreatif dan inovatif agar tetap survive," papar Prof apt Nurkhasanah SSi MSi PhD saat pengukuhan dirinya sebagai guru besar VI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta dalam bidang Ilmu Apoteker, Jumat (27/11/2020).

Nurkahsanah menyebut, sejumlah tanaman herbal yang telah dibuktikan khasiatnya sebagai penunjang sistem imun tubuh telah dia kembangkan di laboratorium UAD. Di antaranya Rosella,  Rimpang Bengle, Jintan Hitam dan Meniran.

Menurutnya, penggunaan berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan obat memiliki sejarah yang panjang di berbagai etnis di Indonesia secara turun-temurun. Kegunaan bahan tumbuhan sebagai bahan obat bertumpu pada kandungan senyawa bioaktif yang diproduksi oleh sel-sel tumbuhan tersebut, yang memungkinkan bagi pengembangan pengobatan herbal di Indonesia.

“Penggunaannya sebagai pengobatan formal diperlukan bukti-bukti ilmiah yang mendukung. Kerja sama antara peneliti dan klinisi dalam pengembangan ini sangat diperlukan,” lanjutnya.

Dia meneliti Rosella, bunga yang kelopaknya berasa asam serta memiliki sifat antioksidan secara in vitro dan in vivo melalui peningkatan aktivitas enzim. Penelitiannya membuktikan ekstrak Rosela mampu meningkatkan fagositosis makrofag dan proliferasi sel limfosit. Penelitiannya tentang Rosella telah memasuki uji praklinik dan uji klinik fase.

“Kandungan aktif Rosella yang diduga berperan dalam aktivitas ini adalah anthocyanin. Sifat tidak stabil anthocyanin yang mudah teroksidasi ini menyebabkan perlunya modifikasi bentuk sediaan jika ekstrak ini akan diproduksi secara komersial,” katanya.

Penelitian selanjutnya adalah Rimpang Bengle yang sering digunakan untuk ramuan bayi atau ibu melahirkan. Rimpang ini memiliki immunomodulator melalui peningkatan aktivitas fagositosis makrofag, proliferasi limfosit.

Selain itu rimpang ini mempunyai manfaat meningkatkan aktivitas enzim antioksidan endogen yang penting untuk penjagaan kesehatan. Uji terhadap rimpang Bengle sebagai immunomodulator dan antioksidan sedang dalam tahap uji praklinik pada hewan.

Nurkhasanah mengatakan otoritas kesehatan China telah memasukkan Chinese Herbal Medicine dalam The National Covid-19 Diagnostic and Treatment Guideline published pada 22 Januari 2020. Dengan support penuh dari pemerintah China, Traditional Chinese Medicine (TCM) telah menjadi salah satu komponen inti dalam sistem kesehatan nasional.

Sebulan setelah implementasi guideline tersebut, otoritas kesehatan China melaporkan preliminary outcome bahwa integratve Chinese-western medicine adalah pendekatan yang sangat menjanjikan untuk mengatasi Covid-19. Salah satu strategi yang perlu diambil dalam menghadapi pandemi adalah mencegah, sehingga biaya pengobatan dan dampak lain dapat diminimalisasi.

China menggunakan berbagai resep dan ramuan herbal untuk mengatasi Covid-19. Dari ramuan yang sudah digunakan untuk pengobatan di China bisa jadi pegangan untuk pengembangan herbal Indonesia untuk mengatasi Covid-19.

“Usaha preventif dengan meningkatkan sistem imun melalui penggunaan tanaman obat adalah strategi tepat. Banyak kajian membuktikan penggunaan tanaman obat dapat mempengaruhi sistem imun. Beberapa tanaman telah kami kembangkan (melalui penelitian),” katanya.

Rektor UAD Muchlas MT menegaskan hal serupa. Baginya, penemuan ini merupakan inovasi dosen UAD sebagai dedikasi yang telah diberikan sebelumnya melalui eksperimen herbal dalam beberapa waktu terakhir.

“Pandemi global telah mendorong segala pihak untuk turut menyelesaikan problem yang berkaitan dengan Covid-19," terangnya ditemui usai pengukuhan Nurkhasanah.

Ke depan UAD akan menjadikan hasil kajian tersebut dalam bentuk produk yang didistribusikan secara massal. Kampusini akan bekerja sama dengan berbagai mitra salah satunya pihak industri. “Ini menjadi salah satu wujud dari kontribusi UAD terhadap masyarakat di tengah pandemi,” tandasnya. (*)