Dikeluarkan Dana Rp 37,7 Miliar, Air Minum di Gunungkidul Tidak Keruh Lagi

Dikeluarkan Dana Rp 37,7 Miliar, Air Minum di Gunungkidul Tidak Keruh Lagi
Bupati Gunungkidul Sunaryanta meninjau proyek Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Kalurahan Gombang, Kapanewon Ponjong, Jumat (16/6/2023). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL --Peningkatan kualitas dan kapasitas pelayanan air bersih bagi masyarakat terus diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

Salah satunya dengan direalisasikannya proyek Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang berada di Kalurahan Gombang Kapanewon Ponjong. Dana puluhan miliar rupiah telah disiapkan oleh pemerintah untuk proyek tersebut.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Irawan Jatmiko, Jumat (16/6/2023), mengatakan proyek yang menelan anggaran sebesar Rp 37,7 miliar ini untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat agar mendapatkan kualitas air minum yang lebih baik, termasuk tidak keruh lagi. Selain itu untuk jangkauan air juga semakin luas kembali.

“Kualitas tentu ada perbaikan. Di sini ada alat pengolahnya sehingga kualitas air lebih baik utamanya saat musim penghujan akan lebih jernih. Kemudian untuk cakupan layanan juga akan bertambah,” ucap Irawan Jatmiko.

Proyek pembangunan tersebut ditargetkan rampung 18 Desember 2023. Total pembangunan IPA mencapai Rp 37,79 miliar dengan rincian Rp 24,4 miliar untuk bangunan instalasi pengolahan berkapasitas 100 liter per detik.

Kemudian untuk pembangunan prasarana IPA senilai Rp 12,6 miliar dan biaya konsultan pengawasan Rp 1,09 miliar. “Anggaran yang digunakan adalah DAK fisik, namun dari APBD Gunungkidul juga ada yaitu untuk pemerataan lahan,” ujar dia.

Direktur Utama PDAM Tirta Handayani, Toto Sugiharto, mengatakan pembangunan IPA Seropan berkapasitas 100 liter per detik adalah salah satu upaya peningkatan kualitas dan kuantitas pasokan air bagi warga Gunungkidul.

Selama ini memang banyak keluhan terkait dengan kejernihan air utamanya saat musim penghujan. Belum lagi soal kuantitas yang masih belum optimal.

“Tentu secara bertahap akan terus dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitasnya agar masyarakat dapat menikmatinya,” ucap Toto.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan optimalisasi di sumber air Seropan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan air minum domestik dan non-domestik serta dapat menunjang peningkatan ekonomi dan derajat hidup masyarakat di tujuh kapanewon yakni Semanu, Karangmojo, Ponjong, Ngawen, Semin, Rongkop dan Wonosari.

“Pembangunan ini direncanakan mampu memiliki kapasitas 200 liter per detik, namun baru bisa terakomodir 100 liter perdetik semoga bisa dilanjutkan tahun depan,” kata bupati. (*)