Didorong Maju Pilkada, Rania Hemy Atika Akan Izin Suami dan Keluarga
KORANBERNAS.ID, KULONPROGO--Sejumlah elemen organisasi kemasyarakatan di Kulonprogo, mendorong tokoh perempuan untuk mengikuti kontestasi Pilkada 2024. Hal itu untuk memenuhi keterwakilan perempuan pada pesta demokrasi dimaksud.
Rania Hemy Atika yang akrab disapa Mbak Memy, merupakan cucu pendiri NU Kulonprogo di kediamannya Driyan, Wates, Kamis (4/7/2024) mengungkapkan, bahwa dirinya didorong maju dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Sejumlah bakal calon bupati dan partai, sudah menjalin komunikasi dengan mantan Pimpinan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kulonprogo ini.
Terkait pilkada, Rania Hemy Atika yang juga istri anggota DPRD DIY Lilik Syaiful Ahmad, mengaku akan meminta izin dari keluarga dan perintah dari partai. Sebagai seorang istri, Rania mengatakan harus mendapatkan persetujuan suami, restu orang tua dan saudaranya.
“Dorongan dari Fatayat NU, IPNU, dan IPPNU hal baik. Ini perlu disikapi dengan bijaksana. Mohon doanya, jika Allah SWT meridhoi pasti akan dipermudah,” ujar Rania.
Ia mengaku, saat ini sudah berkomunikasi dengan beberapa bakal calon bupati untuk maju sebagai wakil bupati dalam pilkada mendatang. Beberapa partai politik juga melakukan hal yang sama dan meminta agar mau dicalonkan.
Ketua Fatayat NU Kulonprogo Nofianti mengungkapkan, bahwa pihaknya beberapa kali mendorong adanya tokoh perempuan di lingkungannya untuk maju sebagai kontestan dalam Pilkada 2024.
“Saat ini kami ingin perempuan juga ikut maju dalam bursa pilkada. Tapi kami belum melihat ada keterwakilan dari perempuan kalangan NU Kulonprogo,” ujarnya.
Sebelumnya ada sejumlah nama perempuan yang disebut-sebut layak untuk diusung pada Pilkada Kulonprogo 2024. Terdiri atas Akhid Nuryati (Ketua DPRD Kulonprogo), Ibah Mutiah (Ketua KPU Kulonprogo) dan Aris Zurkhasanah (anggota KPU Kulonprogo). Terbaru, muncul nama mantan Pimpinan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kulonprogo Rania Hemy Atika.
Ia berharap ada tokoh perempuan yang secara serius maju dan menjadi sosok yang mampu memenangkan persaingan, bukan sekadar menjadi penggugur kewajiban adanya wakil perempuan. Nofianti meyakini ketika ada sosok perempuan yang maju diperkirakan akan banyak mendapat dukungan dari masyarakat.
“Selama ini hak perempuan masih masih perlu ditingkatkan. Karena memang porsi perempuan di jajaran eksekutif dan legislatif masih kurang. Kami ingin hak-hak perempuan lebih diperhatikan, makanya harus ada calon perempuan,” ujarnya.
Ketua IPPNU Normala Septiningsih mengatakan tentu akan memberikan dukungan kepada sosok perempuan. Alasannya ketika menjadi pemimpin akan memberikan perhatian lebih terhadap hak-hak perempuan.
“Emansipasi perempuan akan terwujud ketika ada perempuan menjadi pemimpin,” katanya. (*)