Di DIY Terdapat 200 Kasus, Waspadai Penyakit Thalassaemia Sejak Dini

Di DIY Terdapat 200 Kasus, Waspadai Penyakit Thalassaemia Sejak Dini

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Tak banyak orang mengetahui penyakit Thalassaemia padahal banyak menyerang anak-anak.

Thalassaemia merupakan penyakit kelainan sel darah merah yang disebabkan berkurang atau tidak dibentuknya bahan pembentuk hemoglobin.

Akibatnya sel darah merah mudah pecah. Penyakit ini biasanya diturunkan dari kedua orang tua dan bukan merupakan penyakit menular.

"Untuk thalassaemia mayor gejalanya sama dengan anemia seperti lemah, letih, lunglai," ujar Yasjudan Rastrama dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr Sardjito dalam diskusi virtual Obrolan Pagi Pentingnya Mengetahui Penyakit Kelainan Darah, Selasa (11/4/2023).

Menurut Yasjudan, Thalassaemia muncul karena pembentukan sel darah merah yang berlebihan. Biasanya penyakit ini bisa ditemukan pada anak-anak.

Karenanya perlu pengetahuan orang tua akan kondisi anak sejak kecil. Hal itu penting untuk mendeteksi Thalassaemia sejak dini. "Penyakit kelainan darah ini bisa sejak dini diketahui, bisa juga saat remaja," jelasnya.

Di RSUP Dr Sardjito, lanjut Yasjudan, sudah ada peralatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai untuk penanganan Thalassaemia. Bahkan penyakit ini masuk pelayanan yang diberikan BPJS.

Namun di sejumlah daerah, SDM dokter dan fasilitas kesehatan masih banyak yang belum memadai. Persoalan itu jadi tantangan di daerah untuk memenuhi SDM. "Sehingga pelayanan maksimal dan bisa diklaim BPJS," ujarnya.

Sementara Indrawati Utami, Humas Yayasan Thalassaemia Indonesia mengungkapkan kasus Thalassaemia di DIY saat ini mencapai 200 kasus anak dan dewasa. Kasus ini setiap saat terus bertambah dari waktu ke waktu.

"Karenanya kami melakukan sejumlah program untuk mengedukasi akan Thalassaemia," jelasnya.

Indrawati menambahkan, secara rutin mereka mengadakan pertemuan dengan anak anak penderita Thalassaemia. Mereka diajak outbound dengan mengajak orang tua.

Sejumlah dokter dihadirkan untuk memberikan edukasi. Sebab anak anak Thalassaemia bisa dirawat seperti anak biasa tapi dengan pemeriksaan rutin.

"Ada juga program screening dan donor darah on call karena anak anak butuh darah segar dan tidak yang disimpan," jelasnya. (*)