Copywriting, Jadi Senjata Ampuh di Era Medsos

Copywriting, Jadi Senjata Ampuh di Era Medsos

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Di era yang tidak pernah lepas dari sosial media seperti saat ini, konten menjadi salah satu hal yang sering dibagikan oleh sebagian orang. Sebuah konten biasanya terdiri dari visual dan kata-kata yang menarik. Kata-kata tersebut biasa dikenal dengan istilah copywriting.

Tak hanya untuk keperluan personal, copywriting juga bisa dimanfaatkan dalam ranah bisnis, salah satunya bisnis makanan dan minuman. Untuk itu, penting bagi kita untuk belajar ilmu copywriting, agar kita bisa belajar berjualan melalui tulisan.

“Berangkat dari pemahaman ini, kami menggelar webinar Toba Talks #37 dengan tema “Gali Strategi Copywriting dalam Bisnis Makanan dan Minuman”, Jumat (21/10/2022). Toba Talks merupakan rangkaian acara webinar series dan talkshow rutin dari Widya Analytic, yang mempunyai produk unggulan bernama Toba.AI, sebuah aplikasi Instagram analisis yang berbasis website,” kata Raharja Putra selaku pemateri, sebagaimana rilis yang dikirimkan ke koranbernas.id, Rabu (26/10/2022).

Raharja mengungkapkan, bahwa copywriting termasuk laras bahasa kreatif. Maksudnya, meski tidak selentur laras bahasa sastra, bahasa yang digunakan pada laras bahasa kreatif harus lentur. Oleh karena itu, kata-kata yang digunakan dalam copywriting seharusnya bisa menyesuaikan dengan target pembacanya. Tak kalah penting, syarat utama dari kekuatan copywriting, terletak pada penjelasan konten yang strukturnya minimal terdiri dari subjek dan predikat.

Copywriting yang baik akan menghasilkan outcome sesuai dengan yang diharapkan. Hasil jangka panjang copywriting adalah tulisan yang dapat menghasilkan sesuatu, di antaranya penjualan, engagement, kesadaran merek, dan lain-lain. Namun, outcome tersebut dapat tercapai jika copywriting yang kita buat dilengkapi dengan komponen lain seperti doa, trafik (media sosial, iklan, dan konten), strategi untuk selling, marketing, branding, momentum, dana iklan, dan masih banyak hal lainnya.

“Semua hal tersebut menunjukkan, bahwa copywriting merupakan bagian dari sebuah sistem atau bisnis,” jelasnya.

Dalam penulisan copywriting, terutama penerapan dalam iklan, ada etika yang harus dipahami.

“Berdasarkan Etika Pariwara Indonesia, kita perlu jujur, benar, dan bertanggung jawab dalam menjelaskan berbagai hal. Kita juga harus bersaing secara sehat. Poin terakhir, tidak boleh merendahkan agama, budaya, negara, dan golongan serta tidak bertentangan dengan hukum,” katanya.

Lebih lanjut, pembicara yang memulai karir sejak 2015 tersebut menjelaskan, bahwa bahasa yang disajikan dalam copywriting untuk iklan, adalah bahasa yang mudah dipahami dan tidak menyesatkan calon pembeli. Sebaiknya, hindari menggunakan kata-kata superlatif seperti kata-kata berawalan ter, paling, nomor satu, top, kecuali jika disertai dengan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Raharja, dalam membuat copywriting, ada 5 tahapan yang harus dilakukan. Di antaranya menyiapkan, mengorganisasi, menulis, mengedit, dan me-review. Copy yang baik dan benar bisa dimulai dari informasi dasar yang baik dan jelas tentang produk yang akan diiklankan. Setelah menyiapkan informasi dasar, kita bisa melihat karakteristik media yang akan digunakan untuk publikasi.

Selanjutnya, masuk pada tahapan menulis. Ada 3 struktur utama yang perlu diperhatikan yaitu headline, body copy, dan closing. Selain itu, gunakan resep copywriting seperti AIDA, BAB, 4-P, dan masih banyak lainnya agar sebuah copy terstruktur dan memudahkan kita menyusun copywriting. Terakhir, bagian terpenting dari copywriting adalah call to action yang bertujuan membuat pembaca mengikuti sugesti yang kita berikan dalam kalimat. Call to action bisa disusun dari ajakan ditambah alasan seperti “Beli sekarang sebelum kehabisan”.

Materi yang disampaikan mendapat sambutan baik dari peserta. Terlihat dari interaksi peserta dengan pemateri selama diskusi berlangsung. Tak hanya itu, antusias juga ditunjukkan dari pertanyaan salah satu peserta yang bertanya mengenai bagaimana caranya kita menjelaskan keunggulan suatu produk melalui copywriting.

Raharja menjelaskan bahwa di awal kita perlu mengetahui dengan baik mengenai product knowledge agar mampu menjelaskan keunggulan produk tersebut. Di akhir, Raharja mengingatkan kembali bahwa sebuah copywriting akan bisa diterima baik oleh pembaca jika kita menyusunnya dengan racikan yang tepat. “Apa yang disampaikan dari hati, akan sampai juga ke hati para calon pembeli,” tutupnya dalam webinar yang berlangsung selama 90 menit tersebut. (*)