Terkait Vaksin Covid-19, Sleman Kebut Pendataan

Terkait Vaksin Covid-19, Sleman Kebut Pendataan

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman belum memastikan data pasti terkait program vaksinasi Covid-19. Pemkab melalui instansi terkait masih terus melakukan pendataan siapa saja yang akan pertama kali mengikuti vaksinasi tersebut. Proses ini dikebut.

Yang pasti, Pemda DIY sendiri sudah menyebut, tahap awal program vaksinasi akan menjangkau 2,2 juta ASN dan garda terdepan penanganan Covid-19.

Iya belum. Kita masih terus melakukan pendataan. Tentu sesuai dengan kebijakan pemerintah, yang kita utamakan adalah petugas yang menjadi garda terdepan penanganan Covid-19,” kata dr Bambang Suharjono,  Kabid Pelayanan Medik Dinas Kesehatan Sleman, saat memberikan pemaparan pada talk show bertema Darurat Merapi dan Pandemi, Tantangan Serius Pengungsi di Kampung Flory Sleman.

Talk Show diselenggarakan kerja sama antara koranbernas.id, BNPB dan Satgas Nasional Covid-19, serta didukung oleh XL Axiata Yogyakarta, Senin (7/12/2020). Selain perwakilan sejumlah instansi, talk show juga dihadiri kalangan tokoh masyarakat serta sejumlah jurnalis.

Bambang menambahkan, sebagaimana dikatakan pemerintah pusat, vaksin untuk virus Corona akan didatangkan dan didistribusikan secara bertahap ke daerah. Vaksin ini, tahap awal akan diprioritaskan untuk tenaga-tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan penanganan wabah Covid-19. Kemudian akan diikuti dengan aparatur sipil Negara (ASN), TNI dan Polri serta yang lain.

“Jadi kita pun akan menyesuaikan dengan kebijakan itu. Datanya berapa? Belum. Kita masih melakukan pendataan, karena baru pekan lalu kami mengikuti rapat koordinasi dengan pusat secara daring. Yang pasti awal Januari sudah kita mulai. Sasarannya sekali lagi kelompok rentan, dimulai dari tenaga kesehatan,” katanya.

Terkait penularan Covid-19 di Sleman, Bambang mengakui belakangan memang menunjukkan tren peningkatan. Bahkan Sleman menjadi wilayah dengan kasus terkonfirmasi positif terbanyak belakangan ini, dibandingkankan dengan kabupaten lain dan Kota Yogyakarta.

Tingginya kasus baru ini, kata Bambang, salah satunya karena masifnya pelacakan yang dilakukan oleh petugas, dan juga mulai mengendurnya kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan.

“Kami tidak akan pernah bosan untuk mengingatkan, agar masyarakat patuh dan disiplin dengan protokol kesehatan. Karena selama vaksin belum ada, maka kedisiplinan kita untuk mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin, memakai masker dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan adalah cara terbaik untuk mencegah penularan,” tandasnya.

Kepala BPBD Sleman Drs Joko Supriyanto MSi mengatakan, dalam rangka darurat kebencanaan ini, pihaknya memberikan perhatian ekstra terhadap upaya penanganan sekaligus pencegahan penularan Covid-19 di wilayah Sleman atas atau di lereng Merapi. Langkah ini dilakukan sejak status Gunung Merapi dinaikkan.

Pemkab Sleman telah mengalokasikan anggaran darurat kebencanaan sebesar Rp 32 miliar. BPBD memanfaatkan anggaran ini untuk menyiapkan segala hal untuk memastikan arus pengungsi dari wilayah-wilayah paling atas di lereng Merapi tetap aman dari ancaman pandemi.

“Kami membangun delapan barak yang memenuhi protokol kesehatan. Baik di wilayah Cangkringan, maupun Pakem dan Turi. Kami juga menyiapkan posko utama di Pakem. Semua kami lengkapi dengan fasilitas yang sangat memadai untuk protokol kesehatan termasuk jaringan wifi. Dari Rp 32 miliar tadi, sekitar Rp 6,7 miliar sudah terpakai. Paling besar untuk perbaikan jalur evakuasi yang menelan anggaran sekitar Rp 4 miliar,” kata Joko.

Joko mengungkapkan, penyiapan barak pengungsian memang tidak melulu di wilayah Cangkringan. Penyiapan barak pengungsian di wilayah Pakem dan Turi juga dilakukan, sebagai langkah antisipasi potensi ancaman luncuran awan panas ke arah barat.

Kepala Cabang XL Axiata Yogyakarta Yudith Sabrina menambahkan, terkait pandemi ini pihaknya ikut membantu memastikan aktivitas keseharian masyarakat, utamanya terkait dengan pendidikan dan pekerjaan bisa berjalan dengan baik secara daring.

Selain menambah kapasitas jaringan, XL seperti halnya operator lainnya, juga ikut membantu pemerintah menyiapkan paket-paket data untuk kepentingan dunia pendidikan.

“Kami menyadari, pada adaptasi kebiasaan baru ini, jaringan komunikasi menjadi salah satu yang dibutuhkan dan diandalkan masyarakat untuk terus beraktivitas, Maka, selain kegiatan sosial berupa penyaluran bantuan langsung ke wilayah pengungsian, kami terutama juga terus memastikan dapat memberikan pelayanan terbaik dari sisi layanan komunikasi,” kata Yudith, yang ikut menjadi narasumber secara virtual dalam talk show ini. (*)