Bupati Minati Keraton Agung Sejagad

Bupati Minati Keraton Agung Sejagad

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO--Bupati Purworejo, Agus Bastian dan jajarannya mengunjungi Kerajaan Keraton Agung Sejagad, Senin (20/1/2020). Bupati memantau keadaan KAS dari luar. Ketika police line dibuka oleh polisi, Bupati tetap enggan untuk memasuki areal keraton itu.

Ternyata Bupati sangat tertarik dengan batu prasasti milik KAS. Karena pertanyaan pertama yang muncul dari Bupati adalah dimanakah batu prasasti tersebut.

“Batu prasastinya mana?,” tanya Bupati.

Setelah ditunjukan keberadaannya, Bupati memperhatikan dengan seksama. Setelahnya, Bupati dan rombongan berjalan menuju Sendang Kamulyan. Beruntung di samping timur sendang tersebut ada pintu, sehingga Agus Bastian bisa menperhatikan sendang dengan leluasa.

Saat itu, tampak dinding sendang sebelah utara ambrol sepanjang lima meter. Jebolnya dinding tersebut, diduga karena desakan pengunjung yang berusaha mengintip Sendang Kamulyan dari luar tembok.

Kepada wartawan Bupati mengatakan ketertarikannya memiliki tempat keberadaan Kerajaan KAS itu.

“Setelah semuanya selesai, tempat ini sudah tidak jadi barang bukti, dan jika boleh akan dipakai,” ujarnya.

Agus menambahkan, meskipun sebagai keraton abal-abal, tetapi tempat itu sangat viral. Jadi menurutnya tidak masalah kalau ingin menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi wisata.

“Ini sangat menguntungkan bagi warga,” kata Bupati.

Agus Bastian melihat keberadaan KAS dari sisi positif.

“Kalau yang dilihat hanya berita-berita negatifnya, tentu keberadaan KAS tidak membawa manfaat apa-apa,” katanya.

Bupati Agus Bastian, sebelumnya mengakui kalau viralnya pemberitaan Kerajaan KAS itu, mengundang banyak orang berdatangan ke lokasi. Bahkan teman-teman istrinya dari Yogyakarta juga berkunjung ke keraton itu.

Saat mengunjungi lokasi keraton ini, Bupati juga sempat menanyakan ke istri kepala desa setempat, apakah dirinya tahu kalau tempat itu akan didirikan keraton.

“Tidak tahu pak. Karena mereka meminta ijin untuk kegiatan kebudayaan,” jelas Sri Muwakidah.

Di lokasi itu sendiri, sepekan pasca ditangkapnya raja dan ratu KAS, ternyata warga masih terus berdatangan untuk melihat kerajaan abal-abal itu. Animo pengunjung yang tinggi, tak ayal menarik pedagang menggelar lapak di depan pintu gerbang utama KAS. Suasananya sudah mirip pasar tiban.

Seorang ibu tua yang enggan disebut namanya berasal dari Kecamatann Butuh Purworejo, mengaku anaknya membuka lapak minuman sejak Selasa (14/1/2020).

“Saat ini saya hanya menggantikan anak saya yang sedang pergi,” ujarnya sembari mengaku mendapatkan cukup keuntungan dari berdagang dadakan di lokasi itu. (SM)