Bupati Bantul Tak Ingin Anak Sekolah Terlalu Lama Nganggur dan Cuma Main
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kabupaten Bantul mulai melakukan uji coba Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Dua sekolah yang ditunjuk adalah SMK Negeri 1 Sewon dan SMA Negeri 1 Pajangan.
Untuk melihat jalannya PTMT, dilakukan monitoring dan evaluasi di dua lokasi tersebut, Selasa (27/4/2021). Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih, dan rombongan ke SMKN 1 Sewon, sedangkan Wakil Bupati Joko Purnomo ke SMAN Pajangan. Di dua sekolah tersebut terlihat telah dilaksanakan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
Kepala sekolah SMKN 1 Bantul, Mujari MPd, dalam laporanya mengatakan pembiasaan prokes harus dilakukan kepada siswa, guru dan semua warga sekolah sebagai bagian dari memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Ujicoba ini, lanjut Mujari, dilakukan sejak tanggal 19 April lalu dan hanya untuk kelas X dan kelas XI. Sebab untuk kelas XII sudah selesai melaksanakan ujian maupun uji kompetensi.
Dari total 1.648 siswa, kelas X dan XI ada 1.036 siswa. “Jadi siswa masuknya digilir dan kapasitas yang dipakai adalah 50 persen dari biasanya,” katanya.
Adapun teknisnya, siswa masuk satu demi satu ke lingkungan sekolah, di cek suhu tubuh oleh petugas. Bukan hanya siswa, tapi semua warga sekolah dan tamu juga harus prosedur cek suhu. Jika lebih 37,3 derajat Celsius, diminta istirahat 5 hingga 10 menit kemudian cek lagi. Jika suhu badan tidak turun, diminta untuk kembali ke rumah dan melakukan kontrol kesehatan.
Di tempat parkir pun ada petugas yang berjaga, sehingga siswa begitu parkir langsung masuk ke kelas masing-masing dan tidak boleh beriringan.
Saat hendak masuk ruangan, siswa mencuci tangan pakai sabun di air mengalir. Selama proses pembelajaran diberi jarak kursi 1,5 meter. Saat pelajaran, tetap memakai masker standar. Untuk guru dan pamong sekolah pakai masker dan face shileld.
Saat istirahat pun siswa lebih banyak berada di kelas. Begitu pun jika pelajaran biasanya 45 menit, dipotong jadi 25 menit dengan tujuan tidak terlalu lama interaksi di sekolah.
"Pulangnya juga diatur kelas demi kelas atau bergilir. Ini dipantau satgas Covid-19 di SMKN 1 Bantul,” kata Mujari.
Sedangkan Bupati Abdul Halim Muslih mengatakan, setelah melihat ke ruang kelas, laboraturium UKS dan ruang kain, terlihat jika semua telah dilaksanakan sesuai SOP.
“Kelas diisi separo jumlah siswa dan semua memakai masker, mencuci tangan serta tidak ada kerumunan. Ketika ini dilaksaakan secara konsisten akan menjadi faktor keberhasilan yang tinggi atas PTM,” katanya.
Jika uji coba sukses, untuk SMA dan SMK akan dilakukan PTMT secara keseluruhan. Begitu pun untuk SD dan SMP, akan diuji coba Juli.
“Kita akan lihat perkembangan hari ke hari di dua sekolah ini seperti apa. Nantinya akan jadi percontohan dan pertimbangan kita untuk melakukan PTMT di sekolah yang lain. Saya bersyukur dan puas dengan SOP di SMKN 1 Sewon,” katanya.
Bupati berharap semua jenjang pendidikan bisa memulai PTMT di tahun ajaran baru.
“Kita tidak ingin terus menerus anak nganggur dan cuma main-main. Ini bahaya untuk prestasi mereka dalam jangka panjang. Anak-anak pada akhirnya harus masuk sekolah, tetapi semua harus disiplin dan dijaga ketat agar tidak ada paparan Covid lagi,” katanya.
Sementara ketua tim monitoring, Yulius Suharta MM, yang juga Kasatpol PP Bantul mengatakan penerapan prokes harus dilakukan dalam rangka menekan angka penyebaran Covid-19.
“Dan di Bantul sendiri sejak April 2020 telah dibentuk Satgas Penanganan dan Pengendalian Covid-19,” kata Yulius. (*)