Bukan Lagi Kantor Desa, Zonasi PPDB SMA Berdasarkan Jarak Sekolah dengan Rumah
Nanang W Hartono 
KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA tahun 2023 di Jawa Tengah (Jateng) menggunakan zonasi. Penghitungan jarak tidak lagi sekolah dengan kantor desa atau kelurahan tempat domisili calon siswa melainkan dihitung dari pintu gerbang sekolah dengan rumah calon siswa.
"Penerimaan peserta didik baru tahun lalu sistem zonasi jarak terjauh yang diterima di sekolah kami 2,5 km," kata Slamet Pramono, Wakil Kepala Bidang Kehumasan SMA Negeri 1 Kebumen, kepada koranbernas.id, Rabu (21/6/2023).
Pada PPDB tahun ini rumah siswa terjauh bisa lebih jauh atau lebih dekat. Hal ini tergantung dari populasi pendaftar yang terdekat dengan sekolah. Semakin banyak calon siswa berdomisili dekat sekolah atau semakin dekat, rumah siswa yang rumahnya terjauh yang diterima.
"Sistem sudah menghitung jarak rumah siswa dengan sekolah," kata Slamet Pramono.
Menurut dia, pengambilan domisili calon siswa dengan bukti Kartu Keluarga (KK) yang diterbitkan paling singkat setahun sebelum masa pendaftaran. Panitia tidak melakukan verifikasi apakah benar calon siswa berdomisili seperti yang ada di dalam KK.
Ketua PPDB SMA Negeri 1 Kebumen Ari Asri Lestari menambahkan, tahun ini SMA Negeri 1 Kebumen akan menerima 360 siswa. Sebanyak 198 siswa diterima dengan sistem zonasi.
Sedangkan siswa afirmasi ada 72 orang. Mereka berasal dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yatim piatu yang ada di panti asuhan, anak putus sekolah dan anak yatim piatu, salah satu orang tuanya meninggal karena Covid-19. "Sisanya 30 persen dari jalur prestasi," kata Ari Asri Lestari.
Hingga Rabu (21/6/2023) ada 460 siswa membuat akun pendaftaran PPDB SMA di sekolahnya. "Mereka baru tercatat sebagai pendaftar mulai 23 Juni - 27 Juni," kata Ari Asri. Selama masa itu orang tua bisa memperoleh rangking di SMA yang dipilih. (*)
