Bioskop Dibuka Kembali Setelah Tujuh Bulan Tutup Karena Pandemi

Bioskop Dibuka Kembali Setelah Tujuh Bulan Tutup Karena Pandemi

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Hampir semua usaha pertunjukan terdampak pandemi Covid-19, tak terkecuali bioskop. Di Yogyakarta semua gedung Bioskop XXI tutup total selama kurang lebih tujuh bulan. Meski tidak bersamaan, dalam kurun waktu seminggu terakhir, satu-persatu bioskop dibuka kembali untuk umum dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Salah satunya adalah bioskop XXI di Plaza Ambarrukmo. Bioskop ini mulai dibuka untuk umum sejak Rabu (04/11/2020) petang. Begitu buka, langsung menayangkan empat film terbaru seperti “The Cave”, “Line of Duty”, “Brahms: The Boy II” dan satu film Indonesia berjudul “Aku Tahu Kapan Kamu Mati”.

  1. kembali bioskop disambut antusias sejumlah penonton. Salah satu penonton, Elanda (21) mengaku sudah menunggu lama untuk bisa kembali menonton di bioskop. Mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta ini rela datang sendiri setelah tahu bioskop dibuka kembali.

“Sambil jalan-jalan, ternyata lihat bioskop sudah dibuka. Akhirnya beli tiket meskipun sendiri,” ujarnya.

Elanda yang semenjak pandemi hanya menonton film kesukaannya secara streaming mengaku, kali ini tidak hanya menonton film di XXI Ambarrukmo Plaza. Minggu lalu dia juga sudah menonton film di bioskop yang berada di Jalan Solo.

“Rasanya beda kalau nonton di bioskop dibanding streaming. Akhirnya dadakan nonton sekarang ini meski harus ada aturan jaga jarak,” ujarnya.

Chief Marcomm Plaza Ambarrukmo, Indra Gunawan mengungkapkan, ada aturan ketat yang harus diterapkan XXI untuk bisa kembali membuka bioskop. Mulai dari pengukuran suhu penonton yang masuk, pembelian tiket secara online, hingga pembatasan kapasitas tempat duduk di dalam teater.

Sebelum pandemi, satu studio bisa diisi sekitar 137 hingga 294 penonton. Namun dengan pembatasan jarak penonton, maka kapasitas tempat duduk hanya setengahnya. Kapasitas tempat duduk kami batasi maksimal 50 persen untuk masing-masing teater. Dari enam studio, hanya lima yang beroperasi.

Pengelola bioskop pun, lanjut Indra sangat membatasi kontak fisik pegawai dengan penonton. Selain pembelian tiket secara cashless, penonton yang masuk ke teater harus menyobek tiket film sendiri dan menyerahkannya pada petugas.

Penonton juga wajib masuk satu per satu ke dalam teater. Mereka tidak diperkenankan duduk di kursi yang sudah diberi tanda silang dengan alasan apapun. Setiap selesai pemutaran film, petugas melakukan penyemprotan disinfektan di teater dan tempat duduk.

“Berbagai produk makanan dan minuman pun kami bungkus personal untuk mengantisipasi kontak fisik,” tutupnya.(*)