Banyak Truk Pengangkut Material Proyek Tol Melanggar Kesepakatan

Banyak Truk Pengangkut Material Proyek Tol Melanggar Kesepakatan

KORANBERNAS.ID, KLATEN--Pembangunan jalan tol Jogja-Solo di wilayah Kabupaten Klaten terus dikebut oleh PT Adhi Karya selaku pelaksana proyek. Namun, di tengah keseriusan pihak pelaksana mengerjakan proyek, ada pihak yang diduga mengabaikan kesepakatan yang telah dibuat. Khususnya, terkait jalur yang dilalui oleh truk pengangkut material maupun kesepakatan lain yang telah dibuat dengan pemangku kebijakan di lapangan.

Akibatnya, tidak sedikit komplain yang muncul dari masyarakat. Ironisnya, meski komplain terus bermunculan, tetap saja tidak ada tindak lanjut atas keluhan warga.

Seperti yang terjadi di wilayah Desa Senden Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten misalnya. Menurut warga Dukuh Wonorejo yang bersebelahan langsung dengan proyek pembangunan jalan tol Jogja-Solo, beberapa kesepakatan yang telah dicapai, diantaranya semua truk muatan tanah urug wajib menutup muatannya dengan terpal. Truk dilarang parkir di pinggir jalan dan pelaksana melakukan penyemprotan jalan dengan air untuk membersihkan debu dan lain sebagainya.

 

Bahkan di pagar Gereja Katolik Senden, pihak PT NKE (Nusa Konstruksi Enjiniring) selaku subkon pelaksana proyek, sudah memasang poster larangan parkir di depan gereja beberapa waktu lalu. Namun larangan ini tetap saja dilanggar. Melihat masih ada truk yang nekad parkir di depan gereja pada Rabu (15/3/2023) siang, perangkat desa setempat langsung menghalau.

“Kami sudah mengimbau untuk tidak memarkirkan truk di pinggir jalan. Tapi pada ngeyel. Apalagi parkirnya berjejer sampai beberapa armada begitu. Itu mengganggu sekali. Ya mengganggu lalu lintas dan mengganggu warga yang mau keluar rumah,” kata Margianto dan Suranto, warga Dukuh Wonorejo RT 20/RW 9 Desa Senden, Rabu (15/3/2023).

Akibat dari sikap sopir truk itu, wargapun semakin jengkel dan berharap kepada pihak terkait untuk menindak tegas. Sebab kehadiran truk-truk itu sudah mengganggu kenyamanan warga, menimbulkan debu dan merusak infrastruktur khususnya jalan.

Sekadar diketahui, dari perempatan Desa Senden hingga lokasi proyek pembangunan jalan tol berjarak sekitar 500 meter banyak terdapat fasilitas umum. Seperti SMK Negeri 2 Klaten, SD Negeri Senden 1 dan SD Negeri Senden 3, PAUD dan gereja.

Kehadiran truk-truk yang melintas keluar masuk lokasi proyek jalan tol sangat mengganggu warga. Ruas jalan Senden-Sekarsuli Bramen juga banyak yang rusak dan belum diperbaiki oleh pelaksana proyek tol.

Warga menuding salah satu penyebab rusaknya jalan tersebut karena banyak truk melintas dan melebihi tonase. “Biasanya truk-truk itu beroperasi dari jam 8 pagi sampai 5 sore. Tapi kadang-kadang jam 6 pagi pun sudah ada yang jalan. Sehari bisa 400 rit dan kadang lebih,” kata warga lain.

Warga juga mempertanyakan manajemen lalu lintas yang dibuat pelaksana proyek tidak jelas. Menurut mereka, untuk menghindari terjadinya kemacetan di jalan akibat banyaknya truk yang parkir, seharusnya pelaksana proyek membuat areal parkir yang memadai di lokasi proyek.

“Kalau yang ada sekarang ini aneh sekali. Harusnya pihak pelaksana proyek membuat areal parkir di dalam lokasi proyek biar bisa menampung truk-truk yang masuk membawa material. Tapi ini kok tidak ya,” ujar warga. (*)