Bantul Borong Trisakti Tourism Award

Bantul Borong Trisakti Tourism Award

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kabupaten Bantul mengikuti lomba nasional Trisakti Tourism Award 2021. Lomba tahunan ini digelar oleh DPP PDI Perjuangan dan puncak acara penghargaan di Gedung DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro Nomor 58 Jakarta Pusat, Kamis (26/8/2021) sore, dan diterima Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo. Lomba diikuti 242 pemerintah daerah.

Melalui rilis yang dikirim ke redaksi koranbernas.id, Jumat (28/8/2021), Joko mengatakan ada empat kategori yang  dilombakan dalam Trisakti Tourism Award tersebut. Yakni Wisata Alam, Desa kreatif, Wisata Kuliner, dan Wisata Budaya.

“Sebagai kabupaten yang kaya akan potensi wisata, maka kita mengukiti lomba tersebut,” kata Joko yang juga ketua DPC PDI Perjuangan Bantul.

Dengan dikomandani  dirinya, Bantul mengirim lima desa desa wisata dalam bentuk video  untuk dilombakan. Lima desa wisata tersebut adalah Kaki Langit (Dlingo), Krebet (sentra batik kayu Pajangan), Wukirsari (sentra batik Imogiri), Kiringan (sentra jamu di Jetis) dan Jalagan (desa budaya di Banguntapan).

Alhamdulillah kami bersyukur kepada Allah SWT, dari lima desa wisata yang kita ikutkan, empat masuk dalam nominasi. Terimakasih kepada seluruh masyarakat dan juga para pelaku wisata di Bantul. Kami juga berterimakasih kepada Ibu Mega dan panitia Trisakti Tourism Award tahun 2021,” katanya.

Adapun hasil lomba, untuk Kaki Langit juara harapan 1 Wisata Alam, Krebet juara harapan 2 Desa Kreatif, Wukirsari juara 3 Desa kreatif dan Jagalan juara harapan 2 Desa  Budaya.

“Kemenangan ini kita jadikan sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan semangat kita, semangat Pokdarwis dalam mempromosikan desa wisata agar semakin maju, berkembang dan semakin dikenal,” tambah Joko.

Ia menambahkan, jika pada saatnya PPKM Level 4 ini sudah rampung dan pariwisata sudah bisa dibuka, maka  Bantul sudah siap. Adapun bentuk kesiapanya adalah Dinas Pariwisata didukung oleh Pemda DIY, TNI dan POLRI gencar melakukan vaksinasi di destinasi wisata. Sasarannya adalah pelaku wisata, Pokdarwis, pengelola desa wisata dan masyarakat yang tinggal di area wisata. (*)