Avrist Mengenalkan Dana Pensiun ke Millennials dan Gen-Z
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Dana pensiun merupakan sebuah bahan diskusi yang cenderung dinomorduakan atau bahkan dinomortigakan oleh millennials dan Gen-Z. Hal ini dikarenakan kata-kata pensiun identik dengan usia lanjut non-produktif, sehingga seakan-akan tidak ada urgensi untuk mengelola kelangsungan kesejahteraan ketika usia pensiun tiba.
Bila mengacu pada laporan dari OJK yang diterbitkan pada tahun 2018, maka jumlah total peserta dana pensiun turun 4,03%, tetapi jumlah peserta aktif DPLK tumbuh 5,14%. Walaupun bertumbuh, tetapi dari 77 juta tenaga kerja aktif, hanya 6% yang menjadi peserta dana pensiun, sedangkan 94% lainnya tidak.
Salah satu penyebab rendahnya penetrasi produk persiapan dana pensiun, adalah karena kurangnya edukasi literasi keuangan dengan topik pembahasan dana pensiun atau DPLK. Terlebih lagi bagi generasi millennials yang saat ini menduduki posisi strategis, yang kerap kali mengedepankan kebutuhan gaya hidup ketimbang mempersiapkan finansial sehat di hari tua.
Avrist Assurance, sebagai perusahaan asuransi dengan pengalaman lebih dari 40 tahun di Indonesia, melihat adanya peluang besar untuk memanfaatkan kanal digital dalam memberikan edukasi produk dana pensiun.
Dengan merambah kanal digital, edukasi mengenai persiapan dana pensiun dapat menjangkau generasi millennials dan Gen-Z, sehingga persiapan dana pensiun dapat dilakukan sejak memasuki usia produktif.
“Kami menerapkan berbagai strategi untuk memasarkan produk DPLK. Salah satunya dengan akselerasi pemanfaatan kanal digital. Dengan pesatnya perkembangan era digital, kami melihat ada peluang di kanal digital yang berpotensi untuk mengedukasi dan memasarkan produk secara efektif dan berkelanjutan,” kata Firmansyah, ASAI, VP, Head of Pension Department, PT Avrist Assurance dalam rilisnya, Kamis (29/10/2020).
Firman memaparkan, perusahaan menerapkan digital marketing dalam mengenalkan produk DPLK kepada millennials dan Gen-Z. Di antaranya melalui sosialisasi produk DPLK melalui lokakarya secara virtual. Avrist Assurance berkolaborasi dengan berbagai komunitas dalam mengedukasi keuntungan dan kelebihan dari produk DPLK.
Melalui kegiatan workshop daring, Avrist Assurance membahas berbagai topik menarik seputar DPLK, seperti pengenalan produk DPLK, keuntungan bergabung sebagai peserta DPLK, hingga strategi mempersiapkan dana pensiun.
Selain itu, ada pembahasan kiat berhitung sederhana untuk kalkulasi dana pensiun sesuai impian, juga terdapat kiat dalam mencermati dan memilih perusahaan pengelola dana pensiun yang ideal.
Korporasi juga melakukan edukasi produk DPLK secara berkala dan terpadu melalui situs mikro (microsite) Avrist LifeGuide. Situs ini berisikan artikel dengan topik utama seputar manajemen keuangan, termasuk di dalamnya mengenai dana pensiun dengan produk DPLK.
“Kami juga memanfaatkan medium media sosial, terutama lewat platform Instagram pada akun resmi milik perusahaan. Tujuannya untuk menyasar kalangan profesional muda agar teredukasi dan sadar untuk segera mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin,” katanya.
Avrist juga aktif membangun kolaborasi dengan komunitas virtual yang berfokus pada edukasi literasi keuangan. Tujuannya agar pemahaman mengenai pentingnya DPLK dapat diterima oleh millennials dan Gen-Z.
Avrist kata Firman, melihat peluang sangat besar untuk bisnis DPLK dan program imbalan kerja bagi karyawan terutama milenial dan Gen Z. Program ini juga terbuka bagi masyarakat umum baik bagi freelance maupun wiraswasta dimana mereka dapat memaksimalkan persiapan untuk sejahtera di masa pensiunnya.
Program DPLK memiliki kelebihan lantaran iuran pensiun yang disetorkan bisa dikategorikan sebagai penghasilan tidak kena pajak. Baik bagi penerima gaji (PTKP) atau dicatat sebagai biaya oleh perusahaan tersebut. Sehingga bagi perusahaan, DPLK ini bisa dijadikan perencanaan pajak (tax planning).
Saat ini, DPLK Avrist Assurance memiliki 2 program unggulan, yaitu DPLK Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang dikelola secara individu (individual account). Juga DPLK Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP) yang dikelola secara kumpulan (pooled fund) yang baru diperkenalkan pada tahun 2013.
“Berkat strategi tersebut, DPLK Avrist Assurance mampu menorehkan kinerja positif. Tercermin dari aset DPLK yang dikelola tumbuh 18% year on year (YoY) pada Agustus 2020. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan kinerja industri DPLK yang hanya tumbuh 12% YoY di Agustus 2020,” jelas Firmansyah.
Berdasarkan riset Hootsuite mengenai Tren Media Sosial 2020, jumlah pengguna sosial media 58% dari total populasi Indonesia sebanyak 272,1 juta jiwa per Juli 2020.
Bahkan setiap harinya, pengguna internet di Indonesia menghabiskan waktu 8 jam mengakses internet dan 3,5 jam untuk menggunakan sosial media. Platform yang paling banyak digunakan mulai dari Youtube (88%), Whatsapp (84%), Facebook (82%), Instagram (79%), dan Twitter (54%).
“Persiapan perencanaan pensiun sedini mungkin bisa menghindari kendala saat seorang individu memasuki usia non-produktif. Di sisi lain, tabungan tidak menjamin kesejahteraan usia lanjut, sehingga ia bergantung pada anak-cucunya. Ikut program DPLK, individu tersebut bisa menikmati usia senja dengan maksimal,” tutup Firmansyah. (*)